
“Aceh Tengah agak isolated (terisolir), kalau Banda Aceh nya sih sudah relatif baguslah, tetapi kalau di daerah tengah ini kan memang tertutup. Ini yang masih menjadi perhatian di Kementerian (Pendidikan dan Kebudayaan) yaitu akses ke jenjang pendidikan, baik SD, SMP, hingga Perguruan Tinggi,” ujar Menteri Nuh, hari ini.
Artinya, lanjut Nuh, pemerintah pusat dan daerah harus sama-sama mendorong agar anak-anak Aceh mampu bersekolah hingga perguruan tinggi.
“Yang pertama kita membuka berapa kebutuhan, yaitu perguruan Tinggi di Aceh Tengah statusnya akan menjadi Perguruan Tinggi Negeri, supaya mereka tidak harus ke Banda Aceh atau ke luar provinsi tetapi bisa di situ. Itu dari sisi akses."
"Kedua, Aceh ini juga kan menjadi perhatian khusus karena memang dia berstatus otonomi khusus. Di (Aceh) ada dana otsus pendidikan, itu kira-kira hampir Rp1 T setiap tahun. Jatah 20 persen dari APBN juga dapat, karena itu dana umum yang semuanya kena (dapat),” rinci Nuh.
Masalah lainnya adalah jumlah guru yang masih kurang. Untuk itu Kemendikbud pun mengirim sekitar seribuan guru untuk disebar ke berbagai daerah pelosok; seperti Papua, NTT, dan Aceh lewat program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal atau SM3T.
“Problem di Aceh macam-macam, tapi saya optimis akan masa depan pendidikan di sana. Sangat optimis! Tidak boleh menangani pendidikan tanpa optimisme,” tutur Muhammad Nuh.
Sumber:
http://www.waspada.co.id
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !