[DENPASAR] Percetakan PT Ghalia Indonesia Printing, yang mencetak naskah Ujian Nasional (UN) SMA/MA, SMA Luar Biasa, SMK, dan Pendidikan Kesetaraan Paket C, untuk 11 provinsi di Indonesia, benar-benar kurang siap.
Perusahaan ini bisa dibilang tidak becus dalam bekerja dan sebagai penyebab keterlambatan atau amburadulnya pelaksanaan UN tahun 2013.
Ini bisa dibuktikan, dimana sebagian besar naskah UN yang tiba di Bali dalam kondisi belum dilabelisasi.
Artinya, paket naskah soal UN itu belum ditulisi sama sekali nama sekolah-sekolah yang siswa-siswanya terdaftar sebagai peserta UN.
Mungkin karena dikejar waktu atau terburu-buru, pihak percetakan pun baru bisa melakukan proses labelisasi di gudang penyimpanan naskah UN, yang kebetulan bertempat di Auditorium Widyasabha Universitas Udayana (Unud) Kampus Bukit Jimbaran, Bali.
Bikin Pusing
Koordinator TKP UN SMA/MA, SMA Luar Biasa, SMK dan Pendidikan Kesetaraan Paket C Provinsi Bali, Prof Dr dr I Made Bakta, SpPD(KHOM) didampingi Sekretaris I Wayan Antara, S.E, MM pada Rabu (17/4), mengaku sangat menyesalkan kelambanan kinerja pihak percetakan.
Sebab, dengan proses labelisasi yang baru dilakukan di gudang penyimpanan, secara otomatis proses verifikasi dan pendistribusian naskah UN ke kabupaten/kota juga tertunda.
Ironisnya lagi, sampai berita ini ditulis pihaknya belum menerima naskah UN dalam kondisi lengkap. Padahal, seluruh naskah UN paling lambat sudah harus didistribusikan ke kabupaten/kota, Rabu (17/4) pagi ini. '
'Kami benar-benar dibuat pusing tujuh keliling dengan kinerja percetakan yang amburadul seperti ini,'' katanya.
Bakta menegaskan, pihaknya tidak mau menandatangani berita acara serah terima naskah UN yang kondisinya belum lengkap.
Sebelum labelisasi dituntaskan, pihaknya tidak akan membubuhkan tanda tangan. Pihaknya tidak mau disalahkan jika nantinya ada naskah soal yang kurang lengkap, tertukar, dan sejenisnya gara-gara ketidakbecusan kinerja percetakan.
''Ada kesan percetakan memang kurang siap. Biasanya, kami sudah menerima paket soal yang sudah langsung dilabelisasi dari percetakan, sehingga proses verifikasi bisa dilakukan dengan cepat,'' ujarnya seraya mengatakan seluruh naskah yang sudah diterima sudah harus didistribusikan ke kabupaten/kota paling lambat Rabu (17/4) hari ini karena UN akan dilaksanakan Kamis (18/4).
Dari pantauan SP, distribusi soal Ujian Nasional (UN) yang seharusya Rabu (17/4) sudah rampung, tertunda hingga berjam-jam lamanya. Bahkan sejumlah sekolah hingga petang kemarin belum mendapatkan soal. Sementara naskah untuk Denpasar sudah habis.
"Sampai saat ini pendistribusian soal UN belum lengkap. Ada tiga sekolah yang belum mendapatkan naskahnya," kata Kabid Pendidikan Menengah (Dikmen) Disdikpora Denpasar, I Wayan Supratha. [137]
Perusahaan ini bisa dibilang tidak becus dalam bekerja dan sebagai penyebab keterlambatan atau amburadulnya pelaksanaan UN tahun 2013.
Ini bisa dibuktikan, dimana sebagian besar naskah UN yang tiba di Bali dalam kondisi belum dilabelisasi.
Artinya, paket naskah soal UN itu belum ditulisi sama sekali nama sekolah-sekolah yang siswa-siswanya terdaftar sebagai peserta UN.
Mungkin karena dikejar waktu atau terburu-buru, pihak percetakan pun baru bisa melakukan proses labelisasi di gudang penyimpanan naskah UN, yang kebetulan bertempat di Auditorium Widyasabha Universitas Udayana (Unud) Kampus Bukit Jimbaran, Bali.
Bikin Pusing
Koordinator TKP UN SMA/MA, SMA Luar Biasa, SMK dan Pendidikan Kesetaraan Paket C Provinsi Bali, Prof Dr dr I Made Bakta, SpPD(KHOM) didampingi Sekretaris I Wayan Antara, S.E, MM pada Rabu (17/4), mengaku sangat menyesalkan kelambanan kinerja pihak percetakan.
Sebab, dengan proses labelisasi yang baru dilakukan di gudang penyimpanan, secara otomatis proses verifikasi dan pendistribusian naskah UN ke kabupaten/kota juga tertunda.
Ironisnya lagi, sampai berita ini ditulis pihaknya belum menerima naskah UN dalam kondisi lengkap. Padahal, seluruh naskah UN paling lambat sudah harus didistribusikan ke kabupaten/kota, Rabu (17/4) pagi ini. '
'Kami benar-benar dibuat pusing tujuh keliling dengan kinerja percetakan yang amburadul seperti ini,'' katanya.
Bakta menegaskan, pihaknya tidak mau menandatangani berita acara serah terima naskah UN yang kondisinya belum lengkap.
Sebelum labelisasi dituntaskan, pihaknya tidak akan membubuhkan tanda tangan. Pihaknya tidak mau disalahkan jika nantinya ada naskah soal yang kurang lengkap, tertukar, dan sejenisnya gara-gara ketidakbecusan kinerja percetakan.
''Ada kesan percetakan memang kurang siap. Biasanya, kami sudah menerima paket soal yang sudah langsung dilabelisasi dari percetakan, sehingga proses verifikasi bisa dilakukan dengan cepat,'' ujarnya seraya mengatakan seluruh naskah yang sudah diterima sudah harus didistribusikan ke kabupaten/kota paling lambat Rabu (17/4) hari ini karena UN akan dilaksanakan Kamis (18/4).
Dari pantauan SP, distribusi soal Ujian Nasional (UN) yang seharusya Rabu (17/4) sudah rampung, tertunda hingga berjam-jam lamanya. Bahkan sejumlah sekolah hingga petang kemarin belum mendapatkan soal. Sementara naskah untuk Denpasar sudah habis.
"Sampai saat ini pendistribusian soal UN belum lengkap. Ada tiga sekolah yang belum mendapatkan naskahnya," kata Kabid Pendidikan Menengah (Dikmen) Disdikpora Denpasar, I Wayan Supratha. [137]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !