964 Guru SM3T Siap Mengajar di Daerah Terisolir Tanah Papua

Suasana belajar mengajar sekolah dasar di Kabupaten Intan Jaya. Di daerah terpencil, jumlah tenaga guru masih sangat terbatas. (Foto: Sudadi, UP4B)

Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) berkoordinasi intensif dengan Dikti Kemendikbud kembali akan menerjunkan 964 tenaga muda terlatih terdidik untuk menjadi guru di daerah terisolir di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Guru pilihan tersebut tergabung dalam dalam Sarjana Mengajar Terdepan, Terluar, Tertinggal (SM3T).

Menurut Kepala UP4B Bambang Darmono, program SM3T ke daerah sulit di Papua merupakan bentuk dari implementasi program yang cepat, konkret dan berkelanjutan dalam upaya percepatan dalam penuntasan tuna aksara untuk meningkatkan Angka Melek Huruf (AMH) dan akselerasi program percepatan pendidikan terkait dengan peningkatan Angka Lama sekolah (ALS).  

SM3T merupakan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan untuk (1) Membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik, (2) Memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana pendidikan sehingga terbentuk sikap profesional, cinta tanah air, bela negara, peduli, empati, terampil memecahkan masalah kependidikan, dan bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa ketahanan dalam mengembangkan pendidikan pada daerah 3T, dan (3) Menyiapkan calon pendidik yang memiliki jiwa keterpanggilan untuk mengabdikan diri sebagai pendidik profesional pada daerah 3T.

Deputi I UP4B, Prof. Dr. Ikhwanuddin Mawardi, menjelaskan bahwa dalam konteks Papua, UP4B mendorong Dikti Kemendikbud untuk mengalokasikan lebih banyak porsi untuk Provinsi Papua dan Papua Barat, terutama di 21 Kabupaten paling terisolir. Setelah melewati  serangkaian koordinasi yang intensif, telah dihasilkan 964 sarjana yang akan bertugas di daerah sulit di Papua maupun Papua Barat. Para sarjana ini akan mulai bertugas di lokasi sasaran pada pertengahan September 2013.

Ditemui disela-sela rapat persiapan prakondisi pembekalan SM3T, Fahmi Wibawa, Asisten UP4B yang terlibat dalam pembekalan SM3T sebelum bertugas, menekankan betapa berat tantangan yang akan dihadapi oleh adik2 SM3T.  Oleh karenanya sebelum penempatan, tenaga SM3T akan dibekali dengan (1) Pengembangan perangkat pembelajaran dan evaluasi, (2) Tugas kependidikan pada kondisi sulit/khusus/tertentu, manajemen sekolah, (3) Pembinaan mental, wawasan kebangsaan, bela negara,  ketahanmalangan, kepramukaan, kepemimpinan, P3K dan UKS, serta yang tidak kalah penting, (4) Pelatihan keterampilan sosial kemasyarakatan.

Sebagaimana diketahui, UP4B telah berkolaborasi dengan Kemendikbud dalam melakukan berbagai program afirmasi kepada anak asli papua untuk menempuh pendidikan yang lebih baik dan memadai. Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK) telah berlangsung dua kali, tahun 2012 sebagai 500 mahasiswa dan tahun ini 2013 sebanyak 614 mahasiswa  di 39 PTN. Sedangkan Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) yang dimulai tahun ini, telah memberangkatkan Putra-Putri Asli Papua yang lulus SMP untuk sekolah SMA/SMK berkualitas di Jawa dan Bali sebanyak  498 anak. Dari sektor lain juga memberikan program pemihakan kepada anak-anak asli papua, yaitu Akademi TNI diterima 27 siswa,  Akademi POLRI 7 siswa, Sekolah penerbang diterima 25 siswa, Lemdik Kemenperin diterima 20 siswa, STAN diterima 210 siswa, 307 Bintara dan Tamtama TNI  AD (Gelombang I) dan 297 Bintara dan Tamtama POLRI. Selain itu juga telah kesepakatan dengan Kemen PAN mengenai kuota bagi OAP untuk dapat menjadi PNS dan pemagangan pada instansi di pusat dan pemda lain. 

sumber