SELAMA kurang lebih tujuh bulan bertugas di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat ini, guru bantu dari Aceh yang terhimpun dalam program Sarjana Mengajar daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) LPTK Unsyiah Aceh, telah banyak menemukan warga Kalimantan Barat, khusunya di wilayah pedalaman kabupaten Sanggau yang masih buta aksara.
Tingkat kemampuan membaca yang masih jauh dari harapan tersebut banyak dipengaruhi oleh kelangkaan buku bacaan dan juga putusnya pendidikan hanya karena persoalan ekonomi sehingga membuat mereka tidak mengenal huruf.
Beranjak dari hal tesebut, kami berinisiatif membangun sebuah gerakan pemberantasan buta aksara yang kami beri nama “One Man One Book; Bantu mereka melihat dunia!” yang tujuannya adalah menghimpun segenap masyarakat untuk menyumbangkan setidaknya satu buku untuk mereka yang membutuhkannya.
Buku-buku baru atau bekas yang terkumpul tersebut nantinya akan ditempatkan pada salah satu perpustakaan desa yang dibina oleh guru SM-3T. Kami berpikir hal ini merupakan salah satu langkah awal untuk usaha memberantas buta huruf. Perpustakaan desa tersebut juga diharapkan mampu menjadi media sarana belajar sehingga menjadi contoh agar setiap warga sadar terhadap pentingnya kemampuan membaca. Semoga nantinya banyak lahir perpustakaan-perpustakaan di setiap desa di seluruh penjuru Indonesia.
Kami percaya bahwa dengan satu buku yang disumbang secara ikhlas akan mampu mengubah cara pikir dan pandangan orang terhadap dunia ini. Dengan satu buku bisa mengubah tatanan kehidupan bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Satu buku bisa membantu mereka membuka jendela dunia!
Kami membuka posko di MESS Guru SMPN 1 Sekayam, Balai Karangan, Kecamatan Sekayam. Selain itu, siswa SMAN 1 Sekayam yang tergabung dalam komunitas teater Kenyawen Art juga ikut membantu menghimpun buku untuk program ini. Bagi masyarakat yang ingin membantu, bisa langsung ke tempat kami atau menjumpai guru bantu SM-3T yang tersebar di sekolah di 14 kecamatan di kabupaten Sanggau. Bagi masyarakat di luar kabupaten Sanggau, buku dapat dikirim melalui jasa pengiriman.
Ini program jangka panjang, artinya, setelah guru bantu SM-3T Aceh ini kembali ke daerah asal, perpustakaan ini diharapkan dapat berjalan seperti biasa. Oleh karenanya selain hanya membangun perpustakaan desa, kami juga akan membuat semacam pelatihan dasar untuk memanajemen pemuda-pemudi di desa untuk menjalankan perpustakaan ini.
Semoga program ini bisa dimanfaatkan oleh khalayak. Karena dengan sebuah kebersamaan, kita mampu menjadi lebih kuat. “Maju Bersama Mencerdaskan Bangsa!”[]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !