Ilustrasi
Banda Aceh, (Analisa). Masih rendahnya mutu
pendidikan di Aceh saat ini tidak terlepas dari bayang-bayang
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Di mana para guru dan orang tua
takut bertindak tegas terhadap anak didiknya karena bisa disalahkan
melanggar HAM.
Ketua Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) Aceh, Drs Ramli Rasyid mengungkapkan, saat ini
guru-guru takut memberikan hukuman kepada anak didiknya, karena bisa
dilaporkan ke pihak berwajib (kepolisian) dan dipersalahkan melanggar
HAM.Padahal, tindakan tegas yang dilakukan guru bukanlah untuk menyiksa anak muridnya, tetapi memberikan pelajaran agar anak didik bisa lebih baik lagi. Sebab, terkadang sikap tegas itu juga dikarenakan ulah dari anak didik itu sendiri.
"Memang serba salah saat ini, bila guru sedikit keras dilapor ke Polisi, dibiarkan anak murid makin menjadi-jadi, bahkan tak jarang kita dengan banyak murid melawan gurunya," ujar Ramli Rasyid saat membuka membuka Lomba Kreatifitas Pendidikan Agama Islam (LK-PAI) bagi jenjang pendidikan umum di Aula SMKN 1 Banda Aceh, Jumat (30/11) malam.
Ke depan, lanjur Ramli, hal ini perlu dibenahi. Dimana guru-guru tidak perlu takut akan bayang-bayang pelanggaran HAM. Sebab, sejauh itu sifatnya mendidik, bukan menyiksa, guru bisa bertindak tegas terhadap para muridnya.
Begitu juga dengan para orang tua juga harus mampu bersikap tegas dalam mendidik anak-anak di luar jam sekolah. Sehingga anak-anak tidak terjerumus ke hal-hal yang bisa malah merugikan anak-anak itu sendiri.
Dalam hal LK-PAI ini, menurut Ramli ini merupakan yang pertama dilakukan dan dijadikan agenda tahunan oleh PGRI Aceh dan Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh. Kedepan, akan dilakukan lebih luas, baik materi atau peserta perlombaan yang lebih banyak. "LK-PAI ini merupakan bentuk tanggungjawab kita dari PGRI untuk ikut serta mendidik generasi Aceh yang berlandaskan agama," tegas Ramli.
Sementara Ketua Panitia LK-PAI, Drs Syarifuddin Ibrahim dalam laporannya mengatakan, kegiatan yang dilakukan atas kerjasama PGRI Aceh dengan Kantor Kementrian Agama Aceh ini bertujuan untuk membangkitkan para pelajar dari sekolah umum untuk lebih memahami dan mengamalkan ajaran Agama.
Disamping itu, LK-PAI ini juga sebagai salah satu langkah untuk mencegah terjadinya pendangkalan aqidah terhadap para pelajar Aceh yang tergolong rentan saat ini. Dengan begitu, para pelajar Aceh bisa menjadikan Al-quran menjadi pedoman hidupnya.
Dalam LK-PAI kali ini diadakan berbagai kegiatan antara lain lomba tilawah bagi pelajar Sekolah Dasar (SD), pidato bagi pelajar tingkat SD dan SMP, cerdas cermat islami bagi SMP dan lomba khutbah jumat bagi pelajar tingkat SMA.
Lomba ini di ikuti 49 peserta dari 23 kabupaten/kota di Aceh, setiap kabupaten/kota mengirimkan para pelajar pilihannya berdasarkan seleksi yang dilakukan pada tingkat daerah. (irn)
Sumber:
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !