BANDA ACEH – Empat orang guru muda yang mengikuti program Sarjana
Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) di Desa
Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur rupanya baru
mengajar di sana pada bulan Oktober 2012 lalu. Keberadaan mereka di
daerah pedalaman Aceh Timur tersebut belum genap dua bulan.
Kepala Sekolah SMPN 2 Simpang Jernih, Ibrahim Win Ariga, yang dihubungi
ATJEHPOSTcom melalui telepon selular pada Rabu petang, 28 November 2012
mengatakan jika empat guru tersebut berasal dari dua universitas di
Indonesia yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan
Universitas Negeri Medan (Unimed).
Dari Bandung dua guru tersebut adalah Geugeut Zaludiosanusa Annafi dan
Winda Yulia sedangkan dari Medan adalah Hanafi dan Irma Yuna. “Di Melidi
mereka tinggal di rumah warga,” kata Ibrahim.
SMPN 2 tersebut kata Ibrahim, memiliki jumlah murid sebanyak 86 orang
dari kelas 1-3. Guru yang mengajar di sana hanya empat orang dan mereka
semuanya berstatus guru bakti. Dengan hadirnya empat guru sarjana
mengajar, jumlah guru di sana menjadi delapan orang. Rencananya mereka
akan bertugas di sekolah itu selama satu tahun.
“Yang berstatus pegawai negeri hanya kepala sekolahnya, sedangkan pegawai TU-nya dua orang juga berstatus bakti,” katanya.
Ibrahim sendiri belum genap satu tahun menjabat sebagai kepala sekolah
di sana. Sebelumnya ia bertugas di Kecamatan Serbajadi, Lokop. “Saya
tugas di Simpang Jernih sejak Januari 2012,” katanya.
Meski bertugas di Simpang Jernih, Ibrahim berdomisili di Kota Langsa.
Ia datang ke sekolah seminggu sekali. Saat kejadian boat tenggelam yang
membawa guru sarjana mendidik pada sore Senin, 26 November 2012 dirinya
sedang berada di Langsa.
“Awalnya rencana mau berangkat bersama, tetapi karena ada persiapan untuk peringatan PGRI tidak jadi,” ujarnya.
Empat guru tersebut sebelumnya baru pulang dari Kota Langsa untuk
mengikuti rapat rutin antar SM3T. Rapat yang diikuti tersebut merupakan
rapat pertama setelah mereka ditugaskan ke Simpang Jernih. Mereka
berangkat ke Langsa pada Sabtu, 24 November 2012 dan kembali ke Simpang
Jernih pada hari Senin.
Kejadian tersebut menenggelamkan empat orang penumpang, satu di
antaranya telah ditemukan pagi tadi dalam kondisi tak bernyawa lagi.
Sementara dua guru dan seorang warga lainnya masih berstatus hilang
hingga saat ini.
Sementara dua korban selamat lainnya, Yuna dan Hanafi saat ini dirawat
di RSUD Cut Nyak Dhien, bukan di RSUD Aceh Tamiang sebagaimana
diberitakan sebelumnya. “Kondisi mereka sekarang alhamdulillah sudah
membaik, saya baru saja menelepon mereka,” katanya.[] (ihn)
Sumber:
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !