Ini era globalisasi, jamannya internet. Kita bisa berinteraksi dengan internet tanpa batas ruang dan waktu. Hmmm…
betapa mudahnya kalau ada koneksi internet dimana-mana. Kemudahan
itulah yang mungkin membuat Kementrian pendidikan nasional (Kemendiknas)
tahun ini membuat program uji kompetensi guru yang sudah tersertifikasi
dengan sistem online. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa
kompetenkah guru yang sudah tersertifikasi. Sungguh “mulia” ya
tujuannya. Dengan adanya uji kompetensi sistem online, tentu para guru
yang sudah tersertifikasi akan dimudahkan, tak perlu datang jauh-jauh ke
suatu tempat untuk mengikuti ujian.
Itu
mimpi. Kenyataannya uji kompetensi secara online justru membuat guru
takut karena tak semua guru mahir menggunakan internet. Ada dua faktor
penyebab mengapa beberapa guru tak mahir menggunakan internet. Pertama,
guru tersebut memang malas untuk belajar internet. Kedua, guru tersebut
adalah guru rajin dan mau belajar tetapi mengajar di daerah pelosok yang
tidak terjangkau internet, jadi bagaimana bisa belajar internet, wong ndak pernah ada internet di lingkungannya.
Kalau
melihat faktor kedua, betapa nelangsanya guru. Mereka terpaksa
mengikuti ujian online meski gagap menggunakan internet. Apakah
pemerintah sudah memerhatikan hal tersebut?
Uji
kompetensi secara online ini memang membuat sejumlah guru cemas.
Seperti yang dikuti dari jpnn.com, salah seorang guru SMP di Palembang
yang tidak mau menyebutkan namanya mengatakan, dirinya bingung mengikuti
ujian kompetensi tersebut karena tidak bisa menggunakan sistem online.
Pasalnya, dia tidak mengerti menggunakan internet. “Saya bingung
ujiannya seperti apa. Apalagi uji kompetensinya menggunakan sistem
online,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, informasi mengenai uji kompetensi diberikan oleh Disdikpora
memang sudah beberapa minggu lalu. Namun untuk kejelasan jadwal ujian
baru diberitahu beberapa hari terakhir. “Saya baru tahu uji kompetensi
dilaksanakan pada Senin ini (red, hari ini). Kita juga tidak tahu materi
apa saja yang akan diujikan. Jadi saya benar-benar was-was mengikuti
ujian ini,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, berdasarkan informasi yang beredar menyatakan kalau uji kompetensi ini tidak perlu diikuti, karena ini
hanya proyek dari Kemendiknas. Sehingga tidak ada manfaat bagi para
peserta. “Tapi karena sudah terlanjut mendaftar, ya saya harus ikut
ujian,” ucapnya.
Itu
baru satu orang yang bingung saat mengikuti uji kompetensi online. Di
Semarang, sejumlah guru harus kecewa karena internet tidak terkoneksi
dengan baik. Seperti yang terjadi di SMA Negeri 3 Semarang. Para guru
yang mengikuti uji kompetensi online mengaku kesulitan melakukan proses
login lantaran komputer yang digunakan tak dapat terkoneksi dengan
server pusat.
“Saya
kebagian ujian gelombang pertama pukul 07.00-10.00 WIB. Namun, karena
tidak bisa login akhirnya ditunda. Saya manut saja, bagaimana lagi,”
demikian pernyataan Endang Susilowati, salah satu peserta UKG di SMA
Negeri 3 Semarang yang dikutip dari antaranews.com.
Seharusnya
pemerintah lebih matang dalam menyusun program uji kompetensi ini,
khususnya secara online. Sehingga para guru tak merasa cemas, bingung,
dan kecewa saat mengikuti ujian ini. Jangan sampai mengundang kesan
negatif bahwa uji kompetensi ini hanya proyek akal-akalan, untuk meraup
keuntungan. @TamiPudya
Sumber:
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !