Menganalisa Gong Belajar dan SM3T di NTT - PPG SM-3T UNP
News Update:
Home » » Menganalisa Gong Belajar dan SM3T di NTT

Menganalisa Gong Belajar dan SM3T di NTT

Written By irfandani06 on Friday, June 1, 2012 | 4:50 PM

FAJAR menyingsing bukan karena ayam berkokok, tetapi ayam berkokok karena fajar menyingsing. Begitulah gambaran “semangat zaman” yang diucapkan Bung Karno. Fajar menyinari jagat ini, diwarnai dua arah yakni fajar menyingsing dan fajar terbenam. Fajar menyingsing membuka hari baru dan mengantar aktivitas sebelum fajar terbenam.
Sebaliknya, fajar terbenam menutup hari dan mengantar orang pada peristirahatan malam setelah seharian beraktivitas memaknai fajar menyingsing. Itulah semangat zaman yang dimaknai oleh para aktor panggung kehidupan. Banyak actus untuk mencerahkan zaman oleh para aktor dunia ini. Salah satu aktornya adalah guru, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan kemanusiaan, pahlawan kehidupan.

Gong Belajar
“Gong Belajar” telah dicanangkan di Provinsi NTT sebagai gerakan moral membangun karakter peserta didik agar bersiplin menggunakan waktu belajar dan membudayakan anak untuk belajar pada waktu yang sudah disepakati. “Gong Belajar” juga merupakan sebuah gerakan untuk memotivasi siswa serta menyadarkan orangtua atau keluarga dan masyarakat agar lebih aktif melibatkan diri bersama sekolah dan pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di NTT sebagai suatu terobosan inovatif.
Dengan demikian, telah terbingkai suatu format kerja sama antara pihak sekolah, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah dalam mendukung perjuangan peserta didik yang adalah harapan masa depan baik keluarga, sekolah, bahkan bangsa dan negara. Tentunya, domain pendidikan dan guru merupakan pilar penentu keberhasilan program ini. Guru adalah garda terdepan dan ujung tombak penentuan keberhasilan dan prestasi siswa. Selain peran guru sebagai pengajar, guru juga memiliki fungsi pengawasan terhadap siswa di sekolah. Guru harus mampu menanamkan kesadaran dan kedisiplinan kepada siswa secara kontinyu. Keberlanjutan pengawasan memungkinkan siswa lebih terarah membekali diri dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan sehingga membentuk knowledge, skill, attitude yang baik.
Tujuan pokok kehadiran guru di sekolah bukan semata-mata mengantar anak didik mendapatkan ijasah dan sekadar mencetak deretan daftar nilai ujian, tetapi lebih dari itu guru berperan mempersiapkan anak-anak didiknya untuk masa depan dan penataan hidupnya yang lebih bermartabat. Satu-satunya tuntutan dari hidup manusia modern yakni masuk dalam perubahan, di mana guru di sekolah mempersiapkan muridnya untuk hidup sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Tujuan yang lebih berkaitan dengan proses menyadarkan orang bahwa kemampuan berpikir dan menentukan identitas diri menjadi lebih penting. Selain itu juga, sebagai proses, pendidikan dan guru berperan sebagai pembentuk watak/karakter manusia yang berpribadi utuh, rendah hati, loyal, bersahaja, adil, sabar, disiplin, dsb.
Etika watak mengajarkan bahwa ada orang hanya dapat mengalami sukses yang besar serta kebahagiaan sejati kalau mereka mengintegrasikan prinsip-prinsip ini dalam watak dasar mereka. Di belahan dunia mana saja, termasuk NTT, pendidikan dan guru merupakan elemen yang paling penting. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa semua penggalian potensi daerah bertumpu pada SDM, maka penyiapan SDM yang berkualitas menjadi salah satu target utama yang harus dijunjung tinggi. Banyak Negara dan daerah yang invest utamanya adalah pendidikan dengan tujuan mempersiapkan SDM generasi muda di masa mendatang.
Dengan demikian, daerah NTT dengan berbagai persoalan akan teratasi kalau kita menata aspek pendidikan dan SDM secara lebih adil dan merata. Mengapa? Karena segala tugas yang maha mulia untuk mewujudkan kesejahteraan bersama dapat terlaksana bila kita mau berpikir cerdas- bekerja keras, berpikir logis-bekerja tuntas serta berpikir global-beraktus lokal berlandaskan keikhlasan, kejujuran, adil, disiplin dan memiliki etos kerja yang tinggi dalam membangun NTT.
Pemerintah Daerah telah menyediakan wadah “Gong Belajar” untuk meningkatkan mutu pendidikan NTT yang berkualitas, relevan, efisien dan efektif sehingga dapat dijangkau masyarakat. Dalam konteks ini, walau dengan nada pesimis karena anjlok/buruknya persentasi kelulusan UN tahun 2012 namun perlu disadari bahwa ada benih perjuangan dan buah kesuksesan yang telah kita tuai bersama di NTT.

SM-3T di NTT
Selain program “Gong Belajar”, pemerintah pusat menciptakan “program SM-3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terluar, Tertinggal, dan Terdepan). Di seantero NTT, kita pernah digegerkan dengan kehadiran guru-guru SM-3T yang ditempatkan di daerah NTT. Hal ini menjadi bukti bahwa NTT adalah salah satu daerah tertinggal dan terluar yang perlu mendapat suntikan tenaga pendidik yang handal dan terpercaya. Suntikan tenaga pusat yang begitu melimpah menunjukkan kepedulian serta perhatian pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah NTT. Namun, kebijakan pemerintah pusat ini ternyata menimbulkan pro-kontra tentang kehadiran guru SM-3T di NTT.
Banyak perdebatan tentang kebijakan ini, yang dinilai menganaktirikan NTT dan hanya menempatkan NTT sebagai daerah penerima program SM-3T dari pusat. Muncul banyak pertanyaan; apakah sarjana pendidikan output Perguruan Tinggi NTT kurang berbobot, kurang berkualitas dan kalah bersaing dengan sarjana dari daerah di luar NTT? Hasilnya muncul pro–kontra, banyak opini menerima dan menolak.
Hemat saya, kita orang NTT tidak perlu berdebat tentang kebijakan nasional ini. Guru-guru SM-3T itu bagaikan duta atau utusan pusat yang datang untuk membangunkan kita dari tidur lelap kita. Memang kita menyayangkan kebijakan ini tetapi apalah artinya kita terlena dalam perdebatan karena keputusan konstuktif dari pusat. Kedatangan guru SM-3T di NTT bagaikan fajar baru menyingsing dengan tenaga dan semangat baru. Berdamailah dengan mereka agar mereka mengabdi secara tulus dan berkomitmen di wilayah NTT. Guru SM-3T senyumlah dalam menyelamatkan pendidikan di NTT. Selamatkan generasi muda NTT menjadi generasi yang mampu bersaing dengan generasi muda dari daerah-daerah lain di luar NTT. Cerdaskan putera/puteri NTT lewat program SM-3T.
Maka tak perlu berdebat atau ribut tetapi mungkin baik kalau kita saling bahu membahu dan berdamai dengan program SM-3T untuk mendukung dunia pendidikan di NTT. Kita perlu mendukung guru-guru baik di NTT maupun guru SM-3T yang berperan penting dalam aktus pencerdasan. Tanpa membeda-bedakan kita adalah produk secara langsung dari jamahan bapak/ibu guru yang telah membesarkan otak kita. Bapak/ibu guru sangat berperan di dalam aktus pencerdasan. Fakta historis telah menunjukkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia dimulai secara nyata dari adanya kecerdasan. Kecerdasan dapat berfungsi setelah disentuh oleh pendidikan dan para penyentuhnya adalah para guru di sekolah. Kecerdasan adalah aset utama untuk melestarikan bangsa itu sendiri. Apapun yang dimiliki oleh suatu bangsa tak akan berarti bila pengelolaannya tidak dilandasi oleh kecerdasan. Akhirnya dengan sedikit spirit kecerdasan yang kita miliki mari sekali lagi kita mengucapkan proficiat buat guru dan berdamailah dalam membangun dunia pendidikan NTT.
Yohanes Seo
Alumnus FFA
Unwira Kupang 

Sumber: 

victory news media 
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !


New Creation Live Radio
by. Infokom PPG SM-3T UNP



Radio Streaming PPG SM-3T UNP




 
Redaksi : Tentang Kami | Iklan | Ketentuan | Address: Kampus II UNP, Lubuk Buaya, Padang | 25173 | Sumatera Barat | Phone: 085263220740 | Email: mail@sm3t-unp.org