“Apakah Isra’, perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa dan Mijraj, dimana Nabi Muhammad SAW menembus 7 langit hingga sampai ke tempat tertinggi yaitu Sidratul Muntaha logis?” Suasana yang tadinya riuh, hening seketika. Terlihat beberapa jamaah yang merupakan calon bapak ibu guru profesional peserta PPG-SM3T Universitas Negeri Padang (UNP) bingung lantaran pertanyaan sang Ustadz. “Hei, Bapak dan Ibu Guru kan insan akademis semua, apakah kita bisa percaya begitu saja?” Jamaah kian terheran-heran bahkan menaruh curiga, apa mungkin sang Ustadz membawa ajaran sesat?
 |
| Pembacaan Kalam Illahi oleh Armen & Saritilawah oleh Riza Sartika, S.Pd |
Syukri Rahmat L.c, nama lengkap Ustadz pengisi acara pengajian dalam rangka Isra’ Mijraj Nabi Muhammad SAW di lantai 1 Rusunawa Patenggangan UNP, Sabtu (15/6). Pertanyaan tersebut merupakan brainstorming yang sengaja beliau lontarkan untuk menuju tujuan ceramahnya yaitu manusia hanyalah makhluk kerdil, lemah dan tidak bernilai sehingga tak ada gunanya sombong di muka bumi Allah SWT. Jawaban pertanyaan tersebut memang tidak bisa dijawab dengan logika karena akal manusia begitu lemah dan terbatas sehingga tidak mampu menembus dan mengkaji kuasa Allah SWT. Ranah keimananlah yang bisa menengarai persoalan-persoalan yang tidak mampu dijawab logika. Ruang yang bicara adalah ruang iman.
 |
| Ustadz Syukri Rahmat, L.c |
Sayangnya, dewasa ini manusia cenderung sombong dengan akal pikiran yang dianugrahkan kepada mereka. Dengan memanfaatkan inilah, musuh-musuh Allah SWT menyerang keimanan umat Islam dengan mempertanyakan hal-hal yang tidak diterima oleh akal pikiran manusia. Misalnya, dimana Allah sekarang? Dimana syurga dan neraka itu sekarang? Karena pongahnya manusia dengan logikanya, muncullah golongan-golongan yang merekonstruksi Al-Qur’an dengan menghilangkan ayat-ayat yang tidak logis.
 |
| Penyampaian ceramah agama oleh Ustadz Syukri |
Pembahasan yang cukup berat ini disampaikan Ustadz Syukri dengan santai, dibumbui selorohan yang memancing gelak tawa jamaah namun tidak kehilangan makna yang terkandung dalam isi ceramah. Seperti yang dituturkan Ria Syafeny, S.Pd., peserta PPG Jurusan Kimia. Dia merasa sangat senang dan beruntung dengan adanya acara tersebut karena dia dapat memetik pelajaran yang begitu berharga. “Cara penyampaiannya pun sangat menarik dan ringan tanpa kehilangan makna sesuangguhnya.” Rivo Juita Sudirman, S.Pd., yang juga dari Jurusan Kimia ikut menambahkan, “kalau bisa acara seperti ini diadakan dua kali sebulan, karena kita butuh siraman rohani yang sangat bermanfaat untuk kehidupan kita,” ungkapnya.
Sekira pukul 22. 00 WIB, acara pun selesai. Ditutup dengan lantunan do’a yang mengalun indah dari ustadz lulusan Al-Azhar Kairo kelahiran tahun 1989 tersebut. Santi Sy
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !