Bumi Siliwangi, isolapos.com-
Kecelakaan yang menimpa dua mahasiswa peserta Sarjana Mendidik
Tertinggal, Terluar, dan Terdepan (SM3T) di Aceh Timur, 26 November
lalu, menimbulkan sebuah pertanyaan. Apakah sebelum diberangkatkan,
peserta diberi pembekalan untuk bertahan hidup?
Menanggapi hal tersebut, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI), Sunaryo Kartadinata, mengatakan bahwa para peserta sudah
diberikan pembekalan survival selama dua minggu sebelum
diberangkatkan ke lokasi.“Ada yang dinamakan ketahanmalangan, salah satu
mata tatarannya, dan dalam ketahanmalangan itu, kita melibatkan
berbagai pihak yang bisa melatih mereka, baik secara fisik maupun
mental,” ucap Sunaryo, dalam konferensi pers di Aula Mesjid Al-Furqan,
Jumat (30/11).
“Sebenarnya secara fisik serta mental, mereka sudah siap. Namun, yang
namanya musibah kita tidak tahu,” tambahnya. Untuk itu, Sunaryo meminta
evaluasi dari tim pengelola SM3T. “Meningkatkan prosedur untuk
mengeliminasi risiko seperti ini,” tuturnya.
Direktur Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Direktora Jenderal
Pendidikan Tinggi, Supriadi Rustad, mengatakan kejadian tersebut akan
dijadikan bahan evaluasi oleh tim pengelola SM3T. Tim akan dikumpulkan
hari Jumat (30/11) sampai Sabtu (1/12)di Yogyakarta . Evaluasi dilakukan
untuk mengkaji ulang Standar Operasional Prosedur (SOP). “Untuk
menjamin keselamatan peserta dalam melaksanakan tugas selama satu
tahun,” ujarnya.
Supriadi mengatakan, salah satu bahan evaluasi ialah penempatan
lokasi peserta SM3T. Karena, tempat mengajar di daerah tertinggal,
terluar, dan terdepan harus memiliki infrastruktur serta akses jalan
yang memadai. “SMPN 2 simpang jernih, Aceh timur, mestinya akses jalan
ada. Dari kota atau kecamatan,” tambahnya. Untuk mengatasi hal tersebut,
Supriadi menganjurkan tim di luar kependidikan untuk menggarap
persoalan tersebut, seperti pekerja umum.
Ketika ditanya mengenai kelanjutan program SM3T, Supriadi mengaku ada
pemikiran ‘nakal kecil’ untuk menghentikan program ini. Namun, Ia
menegaskan program tersebut harus tetap berjalan. “Siapa lagi kalau
bukan kita? justru kelanjutan ini seperti kita mengikuti amanah mas
Geugeut dan mbak Winda untuk memberikan pendidikan ke seluruh Indonesia
tanpa kecuali,” tegas Supriadi. [Fachmi Maulana]
Sumber:
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !