SNMPTN 2013: Bagaimana Nasib Anak Pintar di SMA "Gurem"? - PPG SM-3T UNP
News Update:
Home » » SNMPTN 2013: Bagaimana Nasib Anak Pintar di SMA "Gurem"?

SNMPTN 2013: Bagaimana Nasib Anak Pintar di SMA "Gurem"?

Written By irfandani06 on Tuesday, December 25, 2012 | 1:22 PM

Nanda Najih Habibil Afif (Foto: dok. pribadi)
Nanda Najih Habibil Afif (Foto: dok. pribadi)


SNMPTN 2013 di awal kemunculannya telah disambut banyak pihak dengan respons yang berbeda-beda. Ada yang berbahagia karena sistem pendaftaranya yang gratis, ada juga yang bahagia karena tidak perlu repot-repot mengikuti SNMPTN jalur tulis yang memiliki bobot soal di atas rata-rata. Kebahagiaan ini kebanyakan dimiliki oleh para siswa di sekolah “top” di kawasan perkotaan. Pasalnya, sistem acuan utama menggunakan nilai rapor dalam pembobotan penerimaan dari PTN yang bersangkutan ternyata telah memiliki konversi-konversi tertentu untuk sekolah-sekolah yang dianggap memiliki tingkat prestise tinggi.
 
Melirik pada hasil penyeleksian jalur undangan SNMPTN 2012 yang tak jauh beda dengan sistem SNMPTN 2013 secara keseluruhan, sekolah-sekolah yang dianggap terpandang di kota-kota memiliki peluang sangat besar untuk lolos. PTN akan lebih memprioritaskan siswa-siswi yang berasal dari SMA terpandang daripada SMA “gurem”. Hal ini didasarkan pada kualitas dan cara pembobotan nilai rapor di setiap SMA yang berbeda-beda. Lalu, apakah dengan tingkat prestise SMA menjamin bahwa seluruh siswa yang bersekolah di SMA tersebut 100% lebih pintar dari siswa di sekolah lain? Bagaimana nasib SMA yang cukup bagus di kota-kota kecil, atau bahkan SMA kecil di pelosok kota?

Pada SNMPTN jalur undangan 2012, SMA “gurem” memiliki proporsi yang jauh lebih sedikit. Bahkan, dalam satu PTN hanya diterima satu siswa. Padahal, secara nyata siswa dari SMA “gurem” tersebut tidak selalu lebih tidak pintar dari siswa elite. Bisa jadi malah siswa SMA gurem tadi jauh lebih pintar dari siswa-siswi dari SMA terpandang yang dengan mulus lolos lewat jalur undangan. Tentu hal ini akan menjadi ketimpangan. Secara tidak langsung terjadi pergeseran yang memperkecil peluang siswa-siswi dari SMA “gurem” tersebut masuk PTN.

Selain itu, jalur SNMPTN yang dianggap sebagai jalur murah untuk kalangan menengah ke bawah agar dapat mengenyam pendidikan di tingkat perguruan tinggi negeri kini semakin sempit. Realita ini diperparah dengan dihapusnya sistem SNMPTN tulis yang memungkinkan seluruh siswa beradu secara bebas dan lebih adil mengenai modal kemampuan yang dia miliki untuk masuk di sebuah PTN.

Saat ini, yang tersisa untuk jalur ujian tulis adalah jalur seleksi mandiri yang diadakan secara bersama-sama oleh beberapa PTN maupun secara individu oleh masing-masing PTN. Namun, perlu dicermati bahwa subsidi pemerintah untuk biaya kuliah di PTN yang sangat murah lebih terfokus pada jalur SNMPTN yang saat ini hanya terdapat jalur undangan. Sedangkan jalur masuk lain yang bersifat mandiri secara nyata memiliki biaya masuk yang melambung tinggi, bahkan bisa lima kali lebih mahal dari biaya kuliah lewat jalur SNMPTN. Lagi dan lagi, bagaimana dengan nasib siswa-siswi di SMA “gurem” yang mungkin lebih pintar dan layak masuk perguruan tinggi negeri?

Haruskah mereka terlempar dari jalur undangan dan beralih pada jalur mandiri yang notabenenya memiliki biaya masuk yang lebih mahal? Seyogiyanya fakta-fakta demikian dicermati sebagai upaya pemerataan peluang siswa-siswi di Indonesia untuk dapat menikmati kuliah di perguruan tinggi negeri dengan biaya terjangkau.

Sumber:

okezone.com
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !


New Creation Live Radio
by. Infokom PPG SM-3T UNP



Radio Streaming PPG SM-3T UNP




 
Redaksi : Tentang Kami | Iklan | Ketentuan | Address: Kampus II UNP, Lubuk Buaya, Padang | 25173 | Sumatera Barat | Phone: 085263220740 | Email: mail@sm3t-unp.org