Presiden SBY : Guru Harus Menjadi Teladan - PPG SM-3T UNP
News Update:
Home » » Presiden SBY : Guru Harus Menjadi Teladan

Presiden SBY : Guru Harus Menjadi Teladan

Written By irfandani06 on Wednesday, December 5, 2012 | 11:01 AM


HARI GURU NASIONAL : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (ketiga kanan) didampingi Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono (kanan) dan Mendikbud M. Nuh (kedua kanan) memberi salam saat tiba memasuki ruang acara puncak peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2012 dan HUT ke-67 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Sentul International Convention Centre, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/12). Tema peringatan tahun ini adalah “Memacu Profesionalisasi Guru Melalui Peningkatan Kompetensi dan Penegakan Kode Etik.”  (ant )
Jakarta ( Berita ) :  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan para guru harus terus menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia. “Guru teruslah menjadi teladan, berprestasi, dan mengabdi kepada dunia pendidikan,” kata Presiden dalam puncak peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-67 PGRI di Sentul International Convention Center, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa [04/12].
Presiden mengatakan guru harus menjadi teladan karena kata guru mempunyai arti diikuti dan diteladani. “Gu dalam komunitas Jawa mempunyai arti diikuti. Sedangkan ru mempunyai arti ditiru atau diteladani. Jadi guru yang baik itu harus diikuti dan diteladani,” katanya.
Presiden mengatakan guru hendaknya memberi contoh atas sikap dan perilakunya yang baik. “Mari kita laksanakan cita-cita yang baik itu, demi pendidikan yang lebih baik ke depannya,” jelas dia.
Pemerintah, lanjut dia, telah banyak melakukan berbagai hal dalam memajukan pendidikan. Presiden mengatakan yang pemerintah lakukan bukan sekedar bicara tetapi melalui aksi berbagai aksi nyata untuk meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan guru.
Presiden SBY juga menyodorkan kontrak tanggung jawab yang melibatkan pemerintah, lembaga pendidikan, dunia usaha, masyarakat, orang tua, siswa, dan pers untuk turut berpartisipasi dalam memajukan pendidikan.
Jangan Sekedar Meluluskan Siswa
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta guru sebagai pendidik untuk terus meningkatkan profesionalisme dan berorientasi pada mutu sehingga tidak hanya sekedar meluluskan siswa tanpa melihat kualitas siswa yang dihasilkan.
“Tugas dan tanggung jawab lembaga pendidikan termasuk guru dan dosen adalah menyelenggarakan sekolah sebaik-baiknya. Berorientasi pada mutu,” kata Presiden saat memberikan sambutan dalam puncak peringatan Hari Guru Nasional 2012 dan hari ulang tahun PGRI di Sentul, Bogor, Selasa.
Kepala negara mengatakan saat mendidik dan melakukan aktivitas belajar mengajar, guru jangan hanya sekedar memberikan materi namun harus juga bertanggung jawab menciptakan semangat belajar dan lingkungan yang kondusif untuk mendukung hal tersebut. “Jangan sekedar selesai atau lulus,” tegasnya.

Peran orang tua
Tak hanya guru dan sekolah, Presiden juga menilai peran orang tua dalam memastikan pendidikan anak sangat penting. “Ikuti dan awasi putra-putrinya, jangan dilepas begitu saja. Jangan lantas salahkan guru dan sekolah. Bangun komunikasi dengan sekolah dan para guru,” tegas Presiden.
Bagi Kepala negara, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menciptakan generasi muda bertanggung jawab atas masa depannya. “Mereka seharusnya harapannya adalah bisa sekolah dengan baik dan serius, sehingga tidak sekedar ikut belajar saja,” kata Presiden.
Sementara itu Mendikbud Muhammad Nuh dalam kesempatan yang sama mengatakan pihaknya terus mendorong upaya untuk peningkatan kualitas guru dan meminta kepada para guru yang jumlahnya hampir mencapai tiga juta orang di seluruh Indonesia tidak bosan mengembangkan diri.
Peraturan Pemerintah tentang guru, kata Muhammad Nuh saat ini sedang memasuki fase uji publik. “PP tentang guru sedang kami lakukan review , sekarang masuk ke dalam uji publik. Kita tidak ingin guru menjadi persoalan tetapi menjadi solusi dari masalah bangsa,” tegas Mendikbud.
Beri Penghargaan Dua Pengajar Daerah Tertingal
Pemerintah memberi penghargaan bagi dua guru yang mengikuti program Sarjana Mendidik Terdepan Terluar, Tertinggal (SM3T) yang meninggal saat menjalankan tugasnya mengajar di daerah terpencil di Kabupaten Aceh Timur.
Penghargaan yang disampaikan berupa santunan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Bank BNI.
Kedua korban adalah alumni Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), peserta SM3T, yang hanyut terbawa arus di sungai Daerah Batu Katak, Kabupaten Aceh Timur, Senin sore (26/11).
Dua korban yakni Geget sebagai guru olahraga dan Winda Yulia guru matematika di SMP Negeri Meridi sudah sekitar 1,5 bulan sebagai tenaga pengajar dalam program SMT3 di daerah pedalaman Aceh Timur, kata salah seorang guru bakti SMP Negeri Meridi Aceh Timur, Jailani, yang dihubungi ANTARA dari Banda Aceh.
Peristiwa nahas itu terjadi saat Winda dan Geget beserta dua peserta SM3T lainnya asal Universitas Negeri Medan, hendak pulang seusai mengikuti rapat koordinasi pelaksanaan program pembelajaran di Kota Aceh.
Di tengah perjalanan, kapal yang ditumpangi oleh empat orang peserta SM3T itu oleng karena melawan derasnya arus sungai. Keempat peserta SM3T itu terlempar jatuh ke sungai yang bermuara di Laut Samudra Hindia. Dua berhasil diselamatkan, namun Winda dan Geget, pada Rabu (28/11), ditemukan oleh penduduk setempat dalam keadaan meninggal. (ant )

Sumber:

Harian Berita Sore
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !


New Creation Live Radio
by. Infokom PPG SM-3T UNP



Radio Streaming PPG SM-3T UNP




 
Redaksi : Tentang Kami | Iklan | Ketentuan | Address: Kampus II UNP, Lubuk Buaya, Padang | 25173 | Sumatera Barat | Phone: 085263220740 | Email: mail@sm3t-unp.org