Cerita Kiriman:
Hidayat Fernando, S.Pd
Guru SM-3T SMP N SATAP WOLOOJA 3, ENDE
Hidayat Fernando, S.Pd
Guru SM-3T SMP N SATAP WOLOOJA 3, ENDE
faldo8878@gmail.com
Hari
ini tanggal 6 September 2012, hari ini saya menemukan pelajaran baru lagi.
Haha..sore ini pukul 17.02 seperti 2 sore belakangan saya melakukan jogging
sore dalam rangka mengurangi berat badan. Hal ini Karena dua bulan mendatang
saya harus balik kepadang, sedangkan berat badan saya saat ini sudah lumayan
berat (gede’). Seperti 2 hari belakangan saya mencoba melaksanakan kebiasaan
ini dengan lari sekitar +- 1,5 km. tetapi pada hari ini saya lari sampai 3 km.
perhitungan 3 km di ukur karena jarak dari rumah sampai jembatan besi adalah 3
km. tetpai lumayan capek ya lari sendirian disore hari. Kadang merasa aneh juga
ketika orang-orang sini (Pribumi) melihat saya yang notabene orang pendatang
untuk lari sore. Karena tanpa lari sore pun orang sini sudah bekerja keras di
lading dan di kebun, sehingga mereka berfikir buat apalagi lari disore hari.
Lebih baik saya beristirahat sambil menikmati secangkir kopi yang di campur
dengan haila (jahe).
Tetapi
sore kali ini beda dengan sore dua hari yang lalu, kali ini pas sampai jembatan
besi saya istirahat. Rencananya sih setelah istirahat mau melanjutkan jogging
lagi kebawah (kerumah). Tetapi beberapa menit berselang datang 4 orang anak
yang berjalan membawa golok (semacam alat untuk memotong tumbuhan). Kemudian
dengan santainya saya bertanya pada mereka “mau kemana anak ganteng…??” dan
mereka pun dengan sumbringah (senang) menjawab kalau
kami mau cari makan kambing om..!!”. OM..??? dalam benak saya muncul pertanyaan mengapa yah saya yang baru 23 tahun dipanggil Om. Hmmm…tapi saya Cuma berfikir EPEN ko (Emank penting kah). Kemudian saya melanjutkan obrolan ringan dengan menanyakan “emangnya dimana kamu mau mencari makan kambing…??” mereka menjawab lagi “di Hombho Om.
kami mau cari makan kambing om..!!”. OM..??? dalam benak saya muncul pertanyaan mengapa yah saya yang baru 23 tahun dipanggil Om. Hmmm…tapi saya Cuma berfikir EPEN ko (Emank penting kah). Kemudian saya melanjutkan obrolan ringan dengan menanyakan “emangnya dimana kamu mau mencari makan kambing…??” mereka menjawab lagi “di Hombho Om.
Jreeeeng…saya
tambah penasaran dengan tempat itu sehingga saya memutuskan untuk minta ikut
sama mereka. Hehe dan mereka juga mau mengajak saya untuk pergi kekebun mereka,
sepanjang perjalanan kami bercengkramah seputar nama saya dan asal saya.
Kemudian saya juga menanyai nama mereka,. Dan baru saya ketahui bahwa nama
mereka adalah anto, ando, andro, dan afdal. Perjalanan dari jembatan ke kebun/
tempat yang dimaksud (hombho) sekitar 12 menitan mungkin jarak dari jembatan
kesana ada sekitar 1Km. ternyata tempat yang dimaksud hanya hamparan sawah yang
airnya bersumber dari akar pepohonan yang ada disana, sehingga pengairan tetap
tidak ada. Secara otomatis sawah itu hanya mengandalkan air rembesan akar pohon
saja.
Setelah
sampai tempat tujuan saya bertanya sama mereka, “apakah kalian tidak capek
harus berjalan sejauh itu dan mengangakat makanan ternak yang lumayan berat
(tanaman). Dan mereka dengan senyuman khas flores dan gigi putih super kinclong
menjawab, “ah ini biasa kok pak,Belum ada apa-apanya karena kami su biasa
melakukan nya sedari kecil. Lagian kami su senang melakukan ini semua. Selain
itu kami bisa bermain sepanjang jaln sebelum sampai kebun dan menjelang pulang
saya juga bisa minum kelapa muda dan makan jambu air.
Saya
Cuma bisa menggelang dan melemparkan senyuman hangat pada mereka. Hal yang
mungkin sebagian orang di kota-kota besar merupakan hal yang sangat berat.
Jangankan untuk mencari dan mengangkat rumput untuk ternak, untuk berangkat
kesekolah saja sudah malas. Padahal sudah didukung dengan fasilitas dan kemudahan
yang diberikan oleh orang tua mereka.
Hal
ini mungkin sangat kontras dengan kehidupan di kota-kota berkembang atau kota
maju sekalipun. Disini dengan keterbatasan yang mereka kenyam mereka sangat
semangat dan tetap punya harapan suatu saat nanti menjadi orang yang
berpendidikan dan tentunya berguna untuk diri mereka nanti.
Inilah
yang sebenarnya yang harus kita miliki, yaitu sifat terima apa adanya dan bisa
mensyukuri apa yang ada. Selain itu menikamti hidup sangat penting. Karena
hidup hanya satu kali dan memang harus dinikamati.
Semoga
saya salah seorang yang beruntung, dan bisa menikmati hidup yang hanya satu
kali ini dan tentunya memberikan konstribusi yang berarti untuk orang-orang,
masyarakat yang ada disekeliling saya.
Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiien
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !