Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM NUNUKAN, Para sarjana di Kecamatan Krayan, Kabupaten
Nunukan yang tergabung dalam Aliansi Sarjana Asli Putra Putri Daerah
menolak penempatan para guru program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan
Terluar dan Tertinggal (SM3T).
Dalam surat tertanggal 31 Oktober 2012 yang akan dikirimkan kepada
Bupati Nunukan, para sarjana ini menyampaikan secara tegas penolakan
pengiriman guru SM3T ke Kecamatan Krayan.
Pihaknya beralasan, pengiriman guru dimaksud akan merugikan putra-putri asli daerah. Sebab kehadiran para guru itu telah merampas hak dan kesempatan mereka sebagai putra asli Kabupaten Nunukan untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
Pihaknya beralasan, pengiriman guru dimaksud akan merugikan putra-putri asli daerah. Sebab kehadiran para guru itu telah merampas hak dan kesempatan mereka sebagai putra asli Kabupaten Nunukan untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
Program dimaksud menurutnya, tidak lain hanya sebagai batu loncatan
bagi sarjana dari luar daerah untuk menjadi PNS. Setelah itu, mereka
akan kembali ke daerahnya masing-masing.
“Selama ini kami putra asli Krayan tidak diperhitungkan sumber daya manusianya,” ujar Jerry, guru honorer di SMA 1 Krayan mewakili rekannya.
“Selama ini kami putra asli Krayan tidak diperhitungkan sumber daya manusianya,” ujar Jerry, guru honorer di SMA 1 Krayan mewakili rekannya.
Mantan Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa dan Pelajar Kabupaten Nunukan
di Samarinda ini mengatakan, dengan program dimaksud, tentu akan
menghilangkan kesempatan para guru honor untuk mengajar. Sebab tugas
mereka akan diambil alih guru programSM3T dimaksud.
“Mau dikemanakah guru-guru honor yang ada di Krayan? Guru yang sudah
bertahun-tahun mengabdi. Haruskah kami menjadi tukang ojek di rumah kami
sendiri? Haruskah kami seperti tikus mati dilumbung? Haruskah kami
menjadi tamu di rumah kami sendiri?” katanya.
Pemkab Nunukan harusnya tahu jika selama ini putra daerah di Kecamatan Krayan masih memadai dan siap mengabdi di tempat asalnya.
“Kami sudah sampaikan ini kepada Wakil Bupati Nunukan pada dialog
Senin (29/10/2012) lalu di Penginapan Agung Raya, Long Bawan, Krayan.
Janjinya tetap diprioritaskan putra daerah. Tapi kami mau reaksi dan
tindakan cepat. Jangan dikirim guru-guru itu. Kembalikan saja ke daerah
mereka lagi,” ujarnya.
Meskipun biaya untuk program dimaksud menjadi tanggungjawab
pemerintah pusat, namun pihaknya bersikeras menolak program itu.
Menurutnya, sebagai daerah otonom, Pemkab Nunukan juga harus berani
menolak kebijakan yang merugikan putra daerah.
Sedikitnya ada 68 orang sarjana di Kecamatan Krayan telah
menandatangani pernyataan menolak guru SM3T ditempatkan di Kecamatan
Krayan.
“Semua sarjana sarjana di Krayan, baik yang honor maupun yang belum
kerja sudah menandatangani pernyataan itu. Jumlah itu belum termasuk
mereka yang diploma,” katanya.
Nantinya pernyataan mereka ini akan ditembusukan kepada Wakil Bupati
Nunukan, DPRD Kabupaten Nunukan, DPRD Kaltim, LPADKT, Camat Krayan,
Ketua LSM Peduli Pembangunan Krayan, LSM Tana Tepun dan Ketua Adat Besar
Krayan.
Tahun ini Pemkab Nunukan menerima 30 guru dari Gorontalo, 40 guru
dari Malang dan 70 dari Nusa Tenggara Timur yang berasal dari program
SM3T.
Mereka disebar di sejumlah kecamatan di pedalaman yang selama ini
masih kekurangan guru seperti di Kecamatan Sebuku, Kecamatan Lumbis,
Kecamatan Sembakung, Kecamatan Tulin Onsoi, Kecamatan Sembakung Atulai,
Kecamatan Krayan dan Kecamatan Krayan Selatan.
Kepala Dinas Pendidikan Nunukan Nizaruddin menjelaskan, Ini merupakan
program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Ditjen
Pendidikan Tinggi. Segala pembiayaan program dimaksud tidak ada
sedikitpun dibebankan pada APBD Kabupatne Nunukan. “Itu tanggung jawab
penuh kementerian," ujarnya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !