IDI - Koordinator guru yang
mengajar di daerah terpencil atau Sarjana Mendidik di daerah Terdepan
terluar dan Terpencil (SM3T) dari UPI Bandung, Prof Dr Hj Tjutju
Yuniarsih SE MPd mengatakan, kondisi saran pendidikan di daerah
pedalaman Aceh Timur, masih sangat memprihatinkan.
Hal itu dikatakannya di sela-sela kunjungan dan monitoring pada sejumlah sekolah terpencil seperti SD Kuala Panggoi I, SD Tualang, SMPN Lokop, dan SMKN Lokop, Rabu (17/10). “Sangat memperihatinkan, dimana selama ini kita selalu menyebutkan kualiatas, sedangkan sejumlah sarana pendukung kegiatan proses belajar mengajar tidak ada. Seharusnya, jika laboratorium sudah ada, maka alat-alat dalamnya juga harus berisi atau terpenuhi, sehingga PBM dapat berlangsung dengan baik,”ujarnya.
Menurutnya, hasil monitoring yang dilakukan pada sejumlah sekolah di pedalaman yang belum berlistrik serta tidak memiliki jaringan komunikasi, diperlukan kerja keras dan upaya semua pihak demi memajukan pendidikan di daerah tersebut. Sebab, tambahnya animo masyarakat setempat untuk memperoleh pendidikan begitu tinggi.
“Secara detail saya belum tahu, saat ini saya hanya bisa mengatakan untuk pendidikan di daerah pedalaman Aceh Timur masih memerlukan perhatian serius,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Aceh Timur, H Agussalim, mengatakan, keberadaaan program SM3T, sudah dapat membantu pendidikan di Aceh Timur. Katanya, Aceh Timur hanya menyediakan tempat atau fasilitas mengajar bagi guru SM3T itu, sedangkan menyangkut lainnya, itu tergantung Kemendiknas.
“Keberadaan guru SM3T 30 persen membantu pendidikan dasar, sedangkan 100 persen sudah membantu pendidikan menengah dan atas, semoga pemerintah pusat serta UPI Bandung, dapat terus menjalankan program tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah pedalaman,” pungkasnya.(na)
Hal itu dikatakannya di sela-sela kunjungan dan monitoring pada sejumlah sekolah terpencil seperti SD Kuala Panggoi I, SD Tualang, SMPN Lokop, dan SMKN Lokop, Rabu (17/10). “Sangat memperihatinkan, dimana selama ini kita selalu menyebutkan kualiatas, sedangkan sejumlah sarana pendukung kegiatan proses belajar mengajar tidak ada. Seharusnya, jika laboratorium sudah ada, maka alat-alat dalamnya juga harus berisi atau terpenuhi, sehingga PBM dapat berlangsung dengan baik,”ujarnya.
Menurutnya, hasil monitoring yang dilakukan pada sejumlah sekolah di pedalaman yang belum berlistrik serta tidak memiliki jaringan komunikasi, diperlukan kerja keras dan upaya semua pihak demi memajukan pendidikan di daerah tersebut. Sebab, tambahnya animo masyarakat setempat untuk memperoleh pendidikan begitu tinggi.
“Secara detail saya belum tahu, saat ini saya hanya bisa mengatakan untuk pendidikan di daerah pedalaman Aceh Timur masih memerlukan perhatian serius,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Aceh Timur, H Agussalim, mengatakan, keberadaaan program SM3T, sudah dapat membantu pendidikan di Aceh Timur. Katanya, Aceh Timur hanya menyediakan tempat atau fasilitas mengajar bagi guru SM3T itu, sedangkan menyangkut lainnya, itu tergantung Kemendiknas.
“Keberadaan guru SM3T 30 persen membantu pendidikan dasar, sedangkan 100 persen sudah membantu pendidikan menengah dan atas, semoga pemerintah pusat serta UPI Bandung, dapat terus menjalankan program tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah pedalaman,” pungkasnya.(na)
Sumber:
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !