SURYA Online, SURABAYA - Sarjana Mendidik di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) diyakini akan membawa dampak luar biasa pada
pendidikan di daerah ini. Kualitas pendidikan mereka yang relatif minim
bisa terangkat. Prof Budi Sujatmiko, Tim Monitoring dan Evaluasi
dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) menyatakan SM3T
merupakan salah satu program Kemendikbud untuk menciptkan kualitas
pendidikan merata. "Salah satunya adalah mengirimkan tenaga pendidik
ini," kata Budi.
Budi adalah guru besar Unesa, sekaligus yang
membidani program SM3T. Semenjak dijalankan enam bulan lalu, Budi
mengaku belum meninjau langsung di lapangan program peningkatan mutu
pendidikan di daerah tertinggal itu.
"Kita harus sama-sama memperhatikan daerah-daerah tertinggal, utamanya pendidikan. Setelah dicermati, daerah 3T tadi butuh kontribusi guru. Kampus eks-IKIP dipercaya menjalankan program SM3T," tambah Budi.
Budi yang mantan PR I Unesa ini mengakui, daerah 3T saat ini menjadi fokusnya. Dengan sarana prasarana yang kurang memadai, pendidikan di daerah tertinggal relatif terbelakang. Diharapkan, kehadiran program SM3T menjadi salah satu alternatif solusi.
"Kita harus sama-sama memperhatikan daerah-daerah tertinggal, utamanya pendidikan. Setelah dicermati, daerah 3T tadi butuh kontribusi guru. Kampus eks-IKIP dipercaya menjalankan program SM3T," tambah Budi.
Budi yang mantan PR I Unesa ini mengakui, daerah 3T saat ini menjadi fokusnya. Dengan sarana prasarana yang kurang memadai, pendidikan di daerah tertinggal relatif terbelakang. Diharapkan, kehadiran program SM3T menjadi salah satu alternatif solusi.
Sumber:
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !