98 Guru SM-3T Tiba di Anambas

ilustrasi

TAREMPA (HK)- Sebanyak 98 orang tenaga didik dari para guru Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T), tiba di Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas. Sejumlah tenaga didik itu didatangkan dari Nanggroe Aceh Darussallam dan Bandung, yang selanjutnya ditugaskan untuk mengajar di sejumlah sekolah di wilayah ini.
Kepala Dinas Pendidikan Kepulauan Anambas, Herianto mengatakan, sedianya tenaga pendidik SM-3T tersebut berjumlah 100 orang, terdiri dari 80 orang dari Universitas Syiah Kuala Aceh dan 20 orang dari Universitas Bandung. Namun 2 orang diantara mereka, yakni asal Aceh, terpaksa mengundurkan diri, karena mengikuti tes penerimaan Calon Pegawai Negeri (CPNS) yang diadakan di Aceh

"98 tenaga pendidik SM-3T tersebur, nanti ditugaskan untuk mengantikan 125 orang tenaga guru dari Unisyah Aceh yang sebelumnya bertugas di Anambas," kata Heri, Minggu (22/9).

Dikatakan, sebelum melaksanakan tugasnya, para tenaga pendidik ini lebih dulu dilakukan serah terima, selanjutnya akan dilakukan sistem membaur terlebih dahulu dengan tenaga pendidik SM-3T yang sebelumnya telah berada di beberapa wilayah di Anambas.

"Serah terima direncanakan besok (hari ini, Senin,red). Kegiatan ini akan dipimpin oleh pak Wakil Bupati Anambas, Abdul Haris. Sedangkan untuk tenaga SM-3T yang lama, Senin depan baru akan kita lepaskan pulang ke daerah asalnua," ungkap Heri.

Menurutnya, guru yang didatangkan tersebut akan di tempatkan di pulau-pulau yang daerahnya saat ini kekurangan guru. Mereka nanti ditugaskan selama 1 tahun di Anambas

Sebelumnya, Heri menyebutkan, berkurangnya jumlah guru yang ditugaskan dari sebelumnya, lanjut Herianto, dari 125 menjadi 100 tenaga guru. Dikarenakan jumlah kabupaten yang ada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam saat ini berkembang, dari 34 kabupaten sebelumnya bertambah menjadi 55 kabupaten, dimana wilayah baru tersebut juga membutuhkan tenaga guru.

Dengan anggaran APBN, program SM-3T ini jadi rebutan masing-masing provinsi dan kabupaten di Indonesia.

Heri menambahkan, dari 125 guru yang ditugaskan sebelumnya, banyak memberikan manfaat kepada masyarakat di Anambas. Mereka ada yang betah, bahkan ada yang menemukan jodohnya di Anambas.

"Rata-rata dari tenaga pendidik yang pernah bertugas tersebut, sangat betah tugas di Anambas. Bahkan diantara mereka ada yang sudah bertunangan dengan masyarakat tempat mereka bertugas di Anambas. Jika mereka selesai sertifikasi guru, mau balik lagi ke Anambas pasti dengan senang hati kita terima untuk bertugas kembali di wilayah ini," papar Herianto.

Selain itu kata Heri, mereka tidak hanya sebagai tenaga pengajar di sekolah namun di kemasyarakatan mereka aktif, semuanya baik-baik dan bagus-bagus di mata masyarakat.

"Merekan ini kan bagus-bagus, guru-guru baik, jadi msyarakat berat untuk melepaskan mereka. Mereka berkecimpung di masyarakat seperti mengajar ngaji, membantu kegiatan dan organisasi, jadi masyarakat yang berada di pulau-pulau tersebut sayang untuk melepas guru-guru tersebut. Mereka sangat mengabdi kepada masyarakat," imbuh Heri.

Sementara, Rizqan salah seorang tenaga didik SM-3T asal Aceh mengaku, tidak merasakan penat dan letih sejak sekitar pukul 05.00 WIB, ia bersama puluhan rekannya yang lain seprofesi,  baru tiba di Tarempa dengan menggunakan Kapal Pelni Binaiya.

Menurutnya, terdapat 78 orang termasuk dirinya yang berasal dari Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh tersebut tiba di Anambas untuk ditugaskan sebagai tenaga pendidik di wilayah ini. 

sumber