LENSAINDONESIA.COM: sekitar 1690 guru tidak tetap (
GTT) yang ada di Bojonegoro nasibnya sungguh mengenaskan gajinya masih
dibawah standar Bojonegoro . Mereka rata-rata hanya menerima gaji Rp
75 hingga 100 ribu dalam sebulan. Padahal Upah Minimum Regional (UMR)
Bojonegoro sebesar Rp 930.000/bulan.
Rabu (11/7/2012), Ketua GTT Bojonegoro, Bachtiar Johan, mengatakan
pihaknya sudah berusaha untuk mengusulkan pada Pemkab Bojonegoro agar
para guru bantu tersebut bisa mendapatkan tambahan uang dari APBD .
“Yang jelas sudah empat bulan yang lalu kita dikumpulkan di Pendopo
Pemkab.Bojonegoro untuk mendapatkan pengarahan terkait dengan usulan
tambahan gaji dari Pemkab , namun hingga saat ini belum ada
realisasinya,” jelasnya.
Sementara itu Ketua PGRI Bojonegoro, Diman Nasichin, berharap
Pemkab.Bojonegoro tanggap dengan minimnya gaji para GTT tersebut.
“Karena uang sebesar itu (Rp 100 ribu) bagi para pekerja kasar seperti
tukang batu atau buruh tani hanya untuk hitungan dua hari bekerja,”
tukasnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi terkait dengan minimnya gaji guru
GTT, Bupati Bojonegoro Suyoto mengaku trenyuh. Menurutnya pihaknya
dalam waktu dekat akan melakukan pendataan untuk kemudian menaikkan gaji
setidaknya Rp 400 ribu/bulan.
“Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Untuk itu saya berharap
agar kepala Diknas dan instansi terkait seperti BKD serta Kabag Hukum
secepatnya merumuskan aturan penggunaan dana dari APBD untuk tambahan
pendapatan para guru tersebut,” janji Suyoto. @hidayat
Editor: andiono'
Sumber:
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !