Salah satu ketidakberhasilan pendidikan ditentukan oleh ketidaktahuan guru terhadap kurikulum. Banyak guru atau kepala sekolah yang tidak membaca kurikulum. "Coba lihat, dari 300 peserta lokakarya ini, hanya segelintir yang menyatakan membaca kurikulum,' ujar rektor Unesa, Prof. Dr. Muchlas Samani saat menjadi pembicara dalam Lokakarya Peningkatan Tata Kelola Pendidikan Dasar kerja sama Unesa dengan Bank Dunia di Hotel Utami, Sabtu-Minggu, 2-3 Maret 2013.
Saat sesi talk show bersama Arif Santoso (redaksi Jawa Pos) dan Adi Purwanto (Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora), Muchlas Samani menegaskan bahwa kurikulum harus dipahami dengan benar oleh praktisi pendidikan. "Mereka lebih banyak bersandar pada buku paket dan buku LKS saat mengajar," tambahnya. Saat Muchlas bertanya, "Benarkah Bapak dan Ibu kalau mengajar hanya mengandalkan buku teks atau LKS?" tanya rektor. Peserta serentak menjawab, "Iya, benar."
Lokakarya diikuti 300 peserta dari unsur DPRD, Bappeda, LSM, guru, dosen, dan kepala sekolah. Di lokasi lokakarya juga terdapat pameran hasil program BEC-TF. Banyak peserta yang menyatakan salut dalam kegiatan ini. "Saya mendapatkan informasi lengkap tentang tatakelola pendidikan," ujar Adylin dari Manokwari, Papua. (yy/syt)
Sumber
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !