Kisah Perjuangan Guru SM3T UNIMA, PLB Menjadi awal ladang Kehormatan
Malam dengan bulan setengah sempurna. Terpaku diam tak bergerak.
Keduanya mencari jaringan demi energi kepuasan. Ya. Kepuasan hati.
Kepuasan
itu terobsesi oleh maraknya dunia maya. Cating via online. Jaringan
internet itu mengisi kesunyian malam para cendekiawan. Sarjana Mendidik
di daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal (SM3T).
Kaum
pendidik kontrak. Satu tahun mengabdikan diri sebagai pendidik tidak
terlepas oleh zona kejenuhan. Jenuh hadir ketika kesunyian malam.
Internet pun dimanfaatkan. Walau hanya sebatas HP gengam, Mereka relah
memanjat pohon. Tinggi dan semakin tinggi, kecepatan update status selau
diperebutkan. Status yang dipenuhi oleh dinding-dinging perjuangan.
Perjuangan yang memuat kisah-kisah, sepak terjang, dari awal pengabdian
sampai pada kepulangan di tanah asing itu.
Berawal
dari kisah perjuangan. SM3T menjadi sorotan sepaket pro dan kontra
masyarakat lokal dan para pegawai. Ya. Memang benar. Warga Manggarai
Timur dipadati Guru-Guru muda. Tidak heran, bentuk fisikpun menjadi awal
perbincangan.
“Wah
Cantiknya, Dari mana Mereka ?” ucap para komunitas “ojek” yang sedang
mencari nafkah terbuai oleh pesona tubuh para cendekiawan muda. Sebagian
melihat indahnya konstruksi tubuh, lainya mencari tahu asal kehadiran
kaum pendidik tersebut.
Kehadiran
para pendidik. Berasal dari provinsi jauh dari pusat pengabdian.
Universitas Negeri Manado (UNIMA). Perguruan tinggi ini menjadi salah
satu pelaksana kebijakab SM3T. Tempatnya berdiri kokoh di Tondano, Kab.
Minahasa, Prov. Sulawesi Utara. Perguruan tinggi inilah yang menjadi
gudang para sarjana pendidikan. Cantik, tegar kokoh, bugar. Semuanya
seakan membuai pesona masyarakat Manggarai Timur. Baik laiki-laki dan
perempuan menjadi rebutan para kalangan duniawi.
Pesona kaum hawa tidak kalah spetakuler dengan kehadiran kaum adam.
Momentum itu dimanfaatkan oleh dua lelaki. Dengan latar belakang
Pendidikan Luar Biasa (PLB), mereka cool, penuh dengan kasih. Sehingga jangan heran, banyak orang akan terbuai oleh aura kasih mereka.
Kedua
lelaki tersebut terpelajar. Terpola dengan teori-teori Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK). Berbicara mengenai tunanetra, tunagrahita,
tunadaksa, tunalaras, pokoknya yang tuna-tuna, semua menjadi ruang
lingkup Ilmu pengetahuan Mereka. Apalagi, kajian mengenai psikologi,
mereka seakan bisa membaca sifat manusia hanya dalam cubitan mata. Hebat
dan terbukti. Sehingga sudah pasti lelaki seperti mereka nyaman di ajak
kencan. “Apalagi di ajak pacaran”.
Seperti
memiliki pegangan ala budayawan.punya akar mistik. Yang pada
kenyataannya, pengetahuan menjadi sumber segalanya. Sumber dari
kepribadian itu, penuh kasih dan enak di ajak berteman. Daya tarik
tersebut dimanfaatkan, Sebagai pendidik dan anak didik. Begitulah
sebagian kelebihan Guru PLB. Memang sangat luar biasa. Yang tidak normal
saja, menjadi dekat dengan kehadiran mereka. Apalagi yang normal, sudah
jelas akan nyaman. Senyaman tempat tidur Olimpik, luas, tebal dan asli
buatan Indonesia.
Kelahiran
Indonesia. Berhuni di pemukiman desa kayawu. Ibu kota Tomohon. Terlahir
dengan tubuh yang kuat. Memiliki IQ di atasa rata-rata. Jangan heran,
IPK kelulusan + 4 (A). Hebat dan Luar biasa. Namun kehebatannya tidak di
pamerkan selaiak raja herodes, sombong, angkuh, tidak punya rasa malu.
Sifat rendah diri, malah menjadi sumber energi. Sumber dimana dia
mendapat ide dalam mengelabuhi keegoisan para kaum idialis. Namun dalam
kelebihan seseorang sudah pasti memiliki kekurangan. Dan kekurangannya
bukan pada kondisi ketampanan melainkan terlalu nyaman dengan suasana
malam, mengakibatkan bersin-bersin yang terlalu berlebihan. Tidur pun
menjadi tidak bersahabat bagi para teman ketika tidur dengannya. Ketika
dia tertidur pulas , nada suara terpola dengan berbagai gaya letupan.
“hor……….brook… krook”. Demikian imajinasi tulisan seakan mengartikan
nada suara alam bawah sadar yang sangat memprihatinkan. Dia adalah Meks
akrab di panggil Eci-shu, teman yang imajinatif pintar bersajak, kritis
dengan kata-kata metaforanya tidak jauh berbeda dengan sahabat
seperjuangannya.
Teman
seperjuangan Meks bergulat dalam dunia informatika ilmunya didapat
secara otodidak. Baginya computer menjadi sahabat dalam mengisi
kekosongan batin. Jangan heran, ketika ia mendapatkan ilmu baru dalam
hal dunia informatika, computer menjadi tempat malpraktek. Tapi
begitulah keunikan darinya, ilmu yang didapat mampu dibuktikan dalam
menanggulangi keterbelakangan intelektual didaerah penempatan, daerah
sebagai jaminan ladang SM3T. Teknisi amatiran mampu di jadikan buah
kepercayaan para kalangan siapa saja. Dari kalangan perkantoran, lembaga
pendidikan bahkan pengguna pribadi computer, PC dan laptop menjadi
tempat pelarian mereka saat mengalami permasalahan .
“saya
tidak pernah meminta harga berlebihan kepada mereka yang meminta
bantuan, bagi saya mereka adalah relasi disaat saya mengalami kesulitan”
ucap sosok pendidik bagi anak berkebutuhan khusus itu.
Heski sahabat Meks, ia terlahir di Desa Ranowangko kabupaten
Minahasa, Propinsi Sulawesi Utara. Sama-sama berlatarbelakang
pendidikan Luar Biasa. Ia sulit dipercaya oleh orang lain, tidak
dipercaya kalau ternyata dia adalah Guru Anak Berkebutuhan Khusus, Guru
ABK bisa mengerti secara luas mengenai ITC. Kebolehannya memberi
pandangan baru kepada para pendidik berkekurangan. Sehingga dia dapat
digolongkan sebagai “teknisi computer sepaket dengan dokter manusia”.
Dikatakan demikian. Perjuangan mengenai hak dan kewajiban sebagai
pendidik ABK, juga dilakoni secara bijaksana, anak-anak berkekurangan
mampuh di “perbaiki” . diperbaiki secara pendekatan pembelajaran sebenarnya. Pembelajaran selalu kreatif. Penyampaian pesan
tepat kena sasaran karena anak berkebutuhan khusus memiliki keunikan
masing-masing, jika salah dalam penyampaian pesan, tidak aka nada
perubahan. Begitulah kenyataannya mampu di perbaiki pada soal pendekatan
pembelajaran yang sebenarnya.
Proses pembelajaran di daerah penempatan menjadi buah bibir para guru
di Sekolah. Mereka terpesona, kagum melihat proses pembelajaran
kolaborasi antara Meks da Heski. Patut mendapat acuan jempol. Kompak
dan tidak kaku. Anak-anak senang belajar bersama mereka. Kesenangan
mereka terbawah dengan inovatifnya pembelajaran. Inovatif kreatif,
itulah tujuan dari kehadiran guru bantu dari pemerintah pusat. Kreatif
dari segi metode sampai pada media pembelajaran. Metode pembelajaran
terprogram saat mereka benar-benar mendalami teori-teori dalam
perkuliahan. Media pembelajaran unik dan modern. Memang Meks dan Heski
satu kombinasi yang pas terhadap perjuangan dalam mengejar pelangi
pengetahuan, bagi anak berkekurangan.
Pelangi
itu seindah animasi-animasi pembelajaran. Sudah tentu Meks sebagai
pribadi yagn berkarakter sajak, berkolaborasi dengan heski, sang sang
peminat berat mengenai jaringan Informatika. Sehingga apa yang mereka
hasilkan, tercium harum oleh tokoh nomor 1 di Kab. Manggarai Timur.
“Guru SM3T ya ? jika kalian pulang, matilah kita yang ada di Manggarai Timur ini” ucap Bapak Bupati.
Tanggapannya
memang benar, dan tulus di ucapkan dalam alam bawah sadarnya. Beliau
sangat terpesona dalam menginjakan kaki di pameran pembangunan. Dimana
gubuk Anak Berkebutuhan Khusus, juga turut ambil bagian dalam pameran
tersebut. Pameran dikreasikan secara luar
biasa. Oleh meks dan heski. Bayangkan saja. Sekolah Luar Biasa yang
baru di rintis, memperoleh perhatian khusus terhadap tokoh masyarakat
dan para orang tua Anak Berkekurangan itu.
Dan
lebih luar biasa lagi, diam-diam mereka telah membentuk film documenter
“Pengalaman Belajar di sekolah Luar biasa Negeri Borong” tempat dimana
mereka melaksanakan pengabdian. Mereka merajut mutu bersama ABK. Hasil
penjualan ditumpahkan untuk pasokan dana para ABK. Bukan jumlah yang di
perhatikan melainkan ketulusan itulah akar dari kekuatan. Kekuatan
dimana para pendidik (SM3T) member dorongan, keikhlasan dalam membawa
makna dari hakikat pendidikan. Dan dari keikhlasan tersebut memperoleh
dampak kisah mengharukan. Mereka di kenang. Mereka menumpahkan tangisan.
Sehingga berujung pada kepulangan. Kembali untuk merebut profesi agar
di sertifikasi.
Kepulangan mereka meneteskan air mata. Dirasakan dari beberapa
kalangan, guru dan pegawai, sataf administrasi beserta relasi kerja di
kampong asing itu. Asing disaat mereka mengawali perjuangan dan kian
menyatu dengan semesta para kaum manusia. Semestapun berkegar,
memberikan apresiasi. Berupa selendang dan topi adat budaya Manggarai
Timur. Sebagai tanda penghormatan, keperkasaan menjadi guru teladan.
Baik di lingkungan formal maupun non formal. Semua dikaruniakan kepada
mereka, sang “Dua Lelaki merebut Imajinasi”. Impian mereka akan terus
ditancapkan pada jiwa obtimis. Sehingga kepulangan mereka menimbulkan
imajinasi positif.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !