SURYA Online, SURABAYA - Sebanyak 496 sarjana kependidikan atau calon guru gagal mengikuti seleksi Sarjana Mengajar di Pulau Terdepan Terluar dan Tertinggal (SM3T). Mereka gagal baik secara administratif, ujian tulis melalui online, dan wawancara.
Mereka gagal menikmati fasilitas uang tunjangan hidup Rp 2,5 juta per bulan. Ratusan sarjana itu juga gagal menjadi calon peserta PPG (pendidikan profesi guru). Sebab, jika mereka lolos SM3T, otomatis para sarjana kepndidikan itu berhak mengikuti kuliah PPG gratis.
Namun, sebelum mendapat tunjangan itu, peserta SM3T yang lolos tes tulis dan wawancara tersebut harus melakukan prakondisi. Adalah sebuah uji coba di lapangan dimana para calon guru itu ditempatkan. Tentu di daerah 3T tadi.
"Akan dicoba mengajar sekitar dua minggu di NTT. Kalau lolos lagi akan berlanjut hingga setahun masuk program SM3T," kata Ketua Program Pendidikan Profesi Guru Unesa, Prof Luthfiyah Nurlaela, Minggu (23/9/2012).
Unesa selaku perguruan tinggi eks-IKIP yang dipercaya Kemendikbud menggelar SM3T bersama kampus-kampus kependidikan lainnya. Tahun ini, Unesa menyeleksi calon peserta SM3T sebanyak 693. Mereka adalah sarjana baik yang baru lulus maupun yang sudah mengajar (GTT).
Dua gelombang pendaftaran dibuka. Masing-masing diserbu 448 dan 245 sarjana. Mereka kemudian mengikuti tes tulis melalui online dan tinggal menyisakan 288. Tidak berhenti di situ, tes berlanjut dengan wawancara. Hasilnya, sebanyak 197 peserta dinyatakan berhak mengikuti prakondisi SM3T.
Sumber:
http://surabaya.tribunnews.com
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !