SEMARANG – Sebanyak 3.848 calon peserta Sarjana Mendidik di Daerah
Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) melakukan ujian seleksi
nasional secara online, Kamis (2/8). Salah satu penyelenggara seleksi
dari 17 perguruan tinggi itu adalah Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Seperti ujian online, para peserta yang telah lolos seleksi
administrasi menggarap soal yang terdiri atas tes potensi akademik,
kemampuan dasar, dan ke-prodi-an melalui layar komputer di hadapannya.
Setiap tes dikerjakan dalam waktu satu jam.
Adapun server yang dipakai untuk ujian online tersebut berada pada
kendali Badan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPTIK)
Unnes yang menyediakan bandwith hingga 70 megabites per second (mbps).
Penanggung Jawab Teknologi SM-3T Sugiyanto SPd MSi mengatakan, server
itu terhubung di 17 titik lokasi tes SM-3T di seluruh Indonesia. Di
antaranya Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Medan,
Universitas Syiah Kuala Aceh, Universitas Negeri Yogyakarta, dan
Universitas Negeri Jakarta.
”Tes online itu dilaksanakan selama empat hari, Rabu-Sabtu (1-4/8)
dan hingga saat ini tidak mengalami kendala apa pun,” ungkapnya di sela
ujian di gedung BPTIK Unnes.
Seleksi SM-3T kali ini merupakan tahun kedua yang diselenggarakan
Kemdikbud. Pada tahun pertama (2011), peserta yang lolos hanya
ditempatkan di empat provinsi, sedangkan tahun kedua ini mereka akan
mengabdi selama setahun di delapan provinsi. Yaitu Aceh, Papua, Papua
Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Maluku, dan
Sulawesi Utara. Para peserta yang mengikuti seleksi ini akan disaring
menjadi 2.900 orang dan akan disebar di provinsi tersebut.
Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo menyampaikan, tujuan program
SM-3T tidak hanya pengabdian pendidikan di kota besar, tapi juga
menjangkau daerah pelosok yang tidak terjangkau pendidikan.
”Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia yang diprakarsai oleh
Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti Kemdikbud ini
merekrut sarjana pendidikan untuk dipersiapkan dan diterjunkan ke
wilayah mengajar. Selain mengajar, mereka juga melakukan kegiatan
kemasyarakatan,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu peserta seleksi online SM-3T Maulia Rinalta
(24) mengaku tergugah untuk mengikuti program itu karena melihat siaran
di televisi bahwa daerah pelosok butuh banyak pendidik.
”Semoga saja saya bisa mengabdi di salah satu daerah tersebut untuk berbagi ilmu dengan anak-anak di sana,” tuturnya. (K3-60)
Sumber: Suara Merdeka
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !