SM-3T
adalah salah satu program dari program maju bersama mencerdaskan
Indonesia yang diadakan oleh pemerintah. Program ini merupakan kebijakan
dari KEMENDIKBUD yang bertujuan meningkatkan mutu pendidikan di wilayah
Indonesia yaitu di daerah 3T (terpencil, tertinggal, dan terdepan).
Program
SM-3T dapat diikuti oleh para calon guru yang memenuhi kriteria dalam
mengikuti program ini, salah satunya adalah latar belakang pendidikan
yang memadai, karena hal ini sangat penting dalam pencapaian tujuan dari
program SM-3T. Program SM-3T memerlukan dana yang sangat besar oleh
karena itu proses penyeleksiannya juga dilakukan secara ketat. Jadi
peserta yang terpilih adalah peserta yang benar-benar berkualitas dan
mampu menjalankan program ini. Bila dilihat dari tujuan program ini,
maka program ini mempunyai dampak positif seperti:
Peningkatan
mutu pendidikan di daerah 3T (terpencil, tertinggal, dan terdepan)..
Daerah yang menjadi sasaran dari program ini adalah Aceh, NTT, Sulawesi
Utara, Papua, dan Papua Barat. Program ini merupakan program yang banyak
melibatkan berbagai komponen pendidikan sehingga hasil dari program ini
tidak dapat diperoleh secara seketika. Program ini
membutuhkan waktu, serta tahap demi tahap. Apalagi program ini baru
berjalan selama 2 tahun, sehingga belum menunjukkan hasil yang
signifikan. Namun, secara tidak langsung program SM-3T mulai menunjukkan
hasil terhadap tingkat kelulusan siswa dalam UN. Sebagai contoh,
tingkat kelulusan siswa di NTT pada tahun 2012 meningkat nol koma tujuh
persen dibandingkan tahun 2011 seperti yang dikatakan oleh pengamat
pendidikan prof Simon Sabon Ola dalam Victory news.
Banyak
pihak yang menerima program ini dengan lapang dada. Misalnya di Aceh,
program ini mendapat sambutan hangat baik dari pemerintah daerah maupun
masyarkat, karena program ini sangat membantu dalam mengatasi kekurangan
guru di daerah tersebut. Mereka juga berharap program ini akan terus
berlanjut. Contoh lainnya adalah Sumba timur, program ini mendapat
respon positif dari masyarakat Sumba dimana di daerah ini masih
kekurangan banyak guru. Seperti diungkapkan oleh Kepala Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, Obed Hilungara, bila ditinjau dari
segi mata pelajaran, Sumba kekurangan sekitar 1030 guru.
Manfaat
lainnya adalah meningkatkan profesionalisme guru. Seperti yang telah
kita ketahui bahwa program SM-3T adalah program pengabdian para sarjana
atau calon guru guna menciptakan sikap profesionalisme sebagai calon
guru. Program ini merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah
terhadap mutu pendidikan warganegaranya dan merupakan bentuk pengamalan
pancasila yaitu sila ke 5 “keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”, terkhusus dalam bidang pendidikan.
Bila
dipandang dari sisi lain, menurut saya program SM-3T selain sebagai
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah Terpencil,
Tertinggal, dan Terluar di wilayah Indonesia dan sebagai peningkatan
profesionalisme calon guru, program ini juga mempunyai dampak positif
yang lain yaitu sebagai wahana pemersatu bangsa. Seperti yang disebutkan
dari salah satu tujuan dari program ini adalah “Memberikan
pengalaman pengabdian kepada sarjana pendidikan sehingga terbentuk
sikap profesional, cintah tana air, bela negara, peduli, empati,
terampil memecahkan masalah pendidikan, dan bentanggung jawab terhadap
kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa ketahanmalangan mengembangkan
pendidikan pada daerah-daerah tergolong 3T”(www.dikti.go.id). Dari pernyataan tersebut, kita dapat merumuskan bahwa program ini merupakan wahana pemersatu bangsa.
Disaat
rasa persatuan dan kesatuan mulai memudar, maka program ini sangat
bermanfaat untuk menanamkan rasa persatuan dan kesatuan itu tumbuh
kembali bagi seluruh warga Negara Indonesia, terutama para generasi
muda. Sehingga rasa nasionalisme itu mengakar kuat dalam diri setiap
warganegara, guna mempertahankan ketahanan dan keamanan NKRI.
Para
peserta yang berasal dari wilayah yang berbeda tradisi, bahasa serta
budaya dengan masyarakat setempat berusaha untuk bisa menyesuaikan diri
dengan warga setempat. Dengan merasakan sendiri pengalaman mengajar dan
berinteraksi dengan budaya setempat, akan menimbulkan rasa kebangsaan
dalam diri para peserta. Program SM-3T dapat dijadikan sebagai wahana
pemersatu bangsa. Hal ini ditinjau dari empat sisi seperti budaya, bahasa, agama, dan suku.
Dari
segi budaya misalnya, para peserta program SM-3T berasal dari berbagai
wilayah yang mempunyai budaya yang berbeda dengan masyarakat setempat.
Sehingga melalui program ini para peserta dapat mempelajari kebudayaan
masyarakat lokal dan sekaligus memperkenalkan budaya mereka. Dengan
adanya interaksi antar budaya, secara tidak langsung akan menimbulkan
rasa saling menghargai kebudayaan daerah masing-masing, yang akan
memperkaya budaya nasional.
Dari
segi bahasa, para peserta memiliki bahasa daerah yang berbeda dengan
bahasa daerah setempat. Sehingga dalam berinteraksi dengan masyarakat
setempat maupun dengan siswa, para peserta harus menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa komunikasi. Seperti yang kita ketahui bahwa
bahasa Indonesia merupakan bahasa Nasional yang berfungsi sebagai bahasa
pemersatu bangsa.
Selain
itu bila ditinjau dari segi agama, para peserta memiliki latar belakang
keyakinan yang berbeda. Dengan saling berinteraksi akan menimbulkan
rasa saling menghargai dan menghormati antar para peserta dengan
masyarakat setempat yang berbeda agama dan keyakinannya. Dengan adanya
rasa saling menghormati antar pemeluk agama yang berbeda, maka akan
meningkatkan rasa toleransi antar sesama umat beragama.
Wilayah Indonesia
dihuni oleh berbagai suku bangsa yang mempunyai karakter yang berbeda
antar satu dengan yang lain. Perbedaan ini bisa menjadi pemicu
perpecahan antar suku akibat fanatisme kesukuan yang berlebihan. Dengan
program ini diharapkan bisa menjembatani perbedaan tersebut menjadi satu
kekuatan untuk menciptakan rasa persatuan dan kesatuan serta
menghilangkan primordialisme.
Semoga
dengan adanya program SM-3T ini dapat menjadi wahana pemersatu bangsa
dan motivasi guna meningkatkan kualitas diri, sehingga kita mampu
bersaing dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Kita sebagai mahasiswa
seharusnya selalu berfikir etis dan rasionalis dalam menghadapi
persolalan di negara kita ini.Sumber:

0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !