MALINAU—Pembantu Rektor IV Urusan Kerja Sama Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof. Suwarsih Madya menegaskan bahwa keberadaan guru bantu di sekolah-sekolah pedalaman dan perbatasan didatangkan pemerintah pusat melalui program Sarjana Mendidik (SM) di wilayah terpencil, terluar, dan tertinggal (3T) dengan tujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan. “Untuk bersama-sama membangun Indonesia yang cerdas,” tegasnya.
Keberadaan guru, peserta SM-3T tersebut, tegas Ny Suwarsih Madya adalah untuk membantu guru-guru yang ada disekolah dalam mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan pada seluruh siswa. “Jangan ada pandangan bahwa mereka datang ke sebuah sekolah untuk menyaingi atau menyisihkan guru-guru honor (kontrak) yang ada. Bukan untuk itu,” tegasnya sekaligus menanggapi kesan peserta SM-3T , yang merasa ada sebagian guru honor/kontrak yang menganggap kehadirannya sebagai pesaing.
Ny Suwarsih Madya juga meminta agar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) serta para kepala sekolah yang akan membawa peserta SM-3T baru ke sekolahnya, untuk menjernihkan kedudukan peserta SM-3T tersebut di mata guru-guru kontrak dan honor yang ada.
Bahkan, lanjut Ny Suwarsih Madya, justeri para peserta SM-3T tersebut datang untuk belajar banyak hal. “Belajar mengabdi sebagai guru, belajar sebagai masyarakat, dan belajar sebagai warga negara Indonesia agar mereka dapat lebih memiliki jiwa ke-Indonesiaan,” tegas Ny Suwarsih Madya. Kepada para peserta, Ny Suwarsih Madya menekankan pentingnya memilik kemampuan dalam bersikap dan bertindak sesuai dengan kondisi dan karakter wilayah sekaligus masyarakat di sekitarnya. Sebab, tegasnya, hal itulah yang menjadi modal bagi keberhasilan peserta dalam mengemban tugas mereka dalam mencerdaskan Indonesia.
“Siapkan niat dan mental kalian untuk ditempatkan di mana pun,” pesannya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !