”Monev kali ini adalah monitoring terintegrasi, salah satunya ada dari pihak kementrian pendidikan dan kebudayaan (Kemdikbud) akan ikut melakukan monitoring,” ungkap Koordinator SM3T UM, Dr. Eddy Sutadji, M.Pd kepada Malang Post.
Rencananya monev terintegrasi ini akan dilaksanakan mulai 8-12 Mei di lokasi SM3T yaitu Manggarai dan Kabupaten Manggarai NTT.
Sementara itu monev pertama sudah dilaksanakan 6-9 Maret. Agendanya mulai pertemuan dengan peserta SM3T di Aula Dinas Pendidikan Kab Manggarai bersama Kadis Pendidikan Pemuda & Olahraga (PPO) Kab Manggarai dan PR I UM, Prof. Dr. Hendyat Soetopo, M.Pd, serta Koordinator SM3T UM. Dalam kesempatan tersebut PR I membagi laptop untuk Peserta SM3T terbaik. Selama monitoring ini tim berkunjung di sekolah-sekolah, naik turun gunung, melewati sungai, menunggu banjir redah, dan pemandangan kondisi sekolah yang "mengenaskan".
”Yang menarik disana adalah lokasi alamnya yang indah,” ujar Eddy. Pembantu Rektor 1 UM, Prof Dr Hendyat Soetopo dan tim Maret lalu ke Manggarai dan Kabupaten Manggarai NTT.
”Sarjana yang mengabdi dalam program ini benar-benar berjuang, dan kami salut dengan mereka,” ungkap Hendyat kepada Malang Post.
Ia mencontohkan, tak sedikit yang harus berjalan kaki hingga 5 km setiap hari ke sekolah. Sebab tidak ada kendaraan yang bisa menjangkau tempat dimana mereka mengajar. Tak hanya itu untuk sekadar mandi pun mereka sangat kesulitan. Sebab penduduk terbiasa mandi di tempat terbuka yang airnya dialirkan melalui bambu yang dibelah.
”Sepatu saya sampai jebol waktu berjalan menuju sekolah yang menjadi tempat para sarjana mengajar,” ungkapnya.
Program SM3T merupakan salah satu bagian dari payung besar program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia yang diampu Ditjen Dikti dan pelaksanaannya di bawah Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Dalam laporannya Djoko menjelaskan, Program Maju bersama Mencerdaskan Indonesia memiliki empat program pendukung yaitu Rintisan Program Pendidikan profesi Guru Terintegrasi dengan Kewenangan tambahan Berasrama (Program PPGT) yang bertujuan untuk melahirkan calon guru yang memiliki keunggulan dalam kompetensi sebagai guru profesional dengan kewenangan tambahan.
"Rintisan program ini diawali dengan sasaran peserta dari daerah 3T pada provinsi Aceh, NTT, Sulawesi Utara dan Papua. Saat ini mereka tengah menjalani studi tahun pertama di berbagai LPTK di tanah air," jelasnya.
Program SM3T adalah Program Pendidikan Profesi Guru bagi sarjana pendidikan yang diawali dengan pengabdian selama 1 tahun penuh di daerah terkategori 3T. Djoko mengungkapkan, setelah para peserta program SM3T ini selesai menunaikan tugas mendidiknya di daerah yang ditentukan, maka mereka berhak untuk mengikuti program PPG berbeasiswa di 12 Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK). (oci/adv/sir/eno)
Sumber:
malang-post.com
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !