JAKARTA--MICOM: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan bantuan beasiswa bagi keluarga korban guru mengabdi program Sarjana Mendidik di Daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (SM3T) yang hilang tergulung ombak di Pantai Tanjung Mas, Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang, NTT.
"Kami menyampaikan duka dan keprihatinan atas musibah ini untuk itu kami menyiapkan santunan bagi korban dan juga beasiswa melalui pendidikan dari keluarga korban," kata Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Pendididikan Tinggi (Diktendik-Dikti) Kemendikbud, Supriadi Rustad di Jakarta, Selasa (10/4) lalu.
Turut hadir pada acara itu, Pembantu Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Zainal Rafli,Kordinator Program SM3T UNJ, Awaludin Tjalla dan Staf Khusus Mendikbud Bidang Media, Sukemi.
Seperti diketahui, dua guru mengabdi peserta program SM3T Rizki Susdiasto dari UNJ, Heru dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha Singaraja Bali, dan seorang siswa SMA N 1 Amfoang Barat Daya, NTT, Mundhus tertelan gulungan ombak di pantai Tanjung Mas saat bermain bola pada Rabu (4/4).
Hingga saat ini hanya Mundhus yang baru berhasil ditemukan Tim SAR, polisi perairan dan Badan Penanggulangan Bencana Propinsi NTT, sedangkan Rizki dan Heru masih dalam pencarian. Beasiswa juga akan diberikan kepada Mundhus yang meninggal tertelan ombak karena menolong dua korban sebelumnya yang tertelan ombak tersebut.
Menurut Supriadi semua peserta program SM3T telah diasuransikan untuk itu pihaknya melalui UNJ dan Undhiksa akan mendorong secepatnya mendapatkan asuransi setelah kondisi korban mendapatkan kepastian keberadaannya.
Dalam kesempatan itu, Supriadi menjelaskan program SM3T merupakan program pengabdian sarjana mendidik yang bersifat sementara selama setahun mengabdi di daerah-daerah. Saat ini tersebar sekitar 2.400 guru mendidik SM3T.
Supriadi menambahkan saat ini sebanyak 240 putra daerah asal Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat bea siswa pendidikan guru dari Kemendikbud dengan program lain yaitu Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT),mereka menempuh kuliah pada 10 perguruan tinggi pendidikan guru di Indonesia.
Dari 500 peserta PPGT merekrut putra daerah wilayah Terluar, Terdepan dan Terbelakang (3T), NTT merupakan yang terbanyak dari seluruh Indonesia. Mereka merupakan lulusan SMA dan SMK yang didik melalui pendidikan S1 kependidikan plus PPG (pendidikan profesi guru) sekaligus.
Setelah lulus, mereka mendapat ijazah S1 pendidikan , dan sertifikat pendidik dan diharapkan kembali mengajar di daerah asal. Penekanannya, peserta program ini adalah putra daerah 3T. Semua biaya peserta PPGT ditanggung oleh pemerintah mulai biaya perjalanan biaya pendidikan, biaya asrama, dan biaya hidup selama kuliah lima tahun.
Biaya hidup selama kuliah itu mencapai Rp3,4 juta per bulan setiap orang. SM3T dan PPGT merupakan bagian program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia dari Kemendikbud. (Bay/OL-2)
"Kami menyampaikan duka dan keprihatinan atas musibah ini untuk itu kami menyiapkan santunan bagi korban dan juga beasiswa melalui pendidikan dari keluarga korban," kata Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Pendididikan Tinggi (Diktendik-Dikti) Kemendikbud, Supriadi Rustad di Jakarta, Selasa (10/4) lalu.
Turut hadir pada acara itu, Pembantu Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Zainal Rafli,Kordinator Program SM3T UNJ, Awaludin Tjalla dan Staf Khusus Mendikbud Bidang Media, Sukemi.
Seperti diketahui, dua guru mengabdi peserta program SM3T Rizki Susdiasto dari UNJ, Heru dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha Singaraja Bali, dan seorang siswa SMA N 1 Amfoang Barat Daya, NTT, Mundhus tertelan gulungan ombak di pantai Tanjung Mas saat bermain bola pada Rabu (4/4).
Hingga saat ini hanya Mundhus yang baru berhasil ditemukan Tim SAR, polisi perairan dan Badan Penanggulangan Bencana Propinsi NTT, sedangkan Rizki dan Heru masih dalam pencarian. Beasiswa juga akan diberikan kepada Mundhus yang meninggal tertelan ombak karena menolong dua korban sebelumnya yang tertelan ombak tersebut.
Menurut Supriadi semua peserta program SM3T telah diasuransikan untuk itu pihaknya melalui UNJ dan Undhiksa akan mendorong secepatnya mendapatkan asuransi setelah kondisi korban mendapatkan kepastian keberadaannya.
Dalam kesempatan itu, Supriadi menjelaskan program SM3T merupakan program pengabdian sarjana mendidik yang bersifat sementara selama setahun mengabdi di daerah-daerah. Saat ini tersebar sekitar 2.400 guru mendidik SM3T.
Supriadi menambahkan saat ini sebanyak 240 putra daerah asal Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat bea siswa pendidikan guru dari Kemendikbud dengan program lain yaitu Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT),mereka menempuh kuliah pada 10 perguruan tinggi pendidikan guru di Indonesia.
Dari 500 peserta PPGT merekrut putra daerah wilayah Terluar, Terdepan dan Terbelakang (3T), NTT merupakan yang terbanyak dari seluruh Indonesia. Mereka merupakan lulusan SMA dan SMK yang didik melalui pendidikan S1 kependidikan plus PPG (pendidikan profesi guru) sekaligus.
Setelah lulus, mereka mendapat ijazah S1 pendidikan , dan sertifikat pendidik dan diharapkan kembali mengajar di daerah asal. Penekanannya, peserta program ini adalah putra daerah 3T. Semua biaya peserta PPGT ditanggung oleh pemerintah mulai biaya perjalanan biaya pendidikan, biaya asrama, dan biaya hidup selama kuliah lima tahun.
Biaya hidup selama kuliah itu mencapai Rp3,4 juta per bulan setiap orang. SM3T dan PPGT merupakan bagian program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia dari Kemendikbud. (Bay/OL-2)
Sumber: mediaindonesia.com
mantap kerja anak sm3t unp
ReplyDelete