Kabupaten Landak Kalimantan Barat hingga saat ini masih kekurangan
3.500 guru. Kekurangan itu tersebar di berbagai jenjang, mulai dari
pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, hingga pendidikan
menengah.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Landak Dr Drs Adrianus Asia Sidot, di
rektorat Unnes kampus Sekaran, Rabu (8/8). Bupati yang hadir bersama
Ketua DPRD Heri Saman dan sejumlah pejabat lainnya itu untuk
menandatangani nota kesepahaman antara Pemerintah Kabupaten Landak dan
Unnes.
“Landak merupakan pecahan dari Kabupaten Pontianak. Ketika berpisah
dari Pontianak, kami hanya punya 3 SMA negeri, 7 SMP negeri, dan 387 SD
negeri yang rata-rata punya 2-3 guru,” kata Bupati.
Meski dari waktu ke waktu pertambahan sekolah terus diupayakan,
kekurangan guru masih saja terjadi. “Jujur harus saya katakan, soal
sumber daya manusia, kami masih kurang. Karena itu, kami sangat berharap
untuk bisa menggandeng Unnes sebagai saudara tua,” kata Adrianus yang
juga Ketu Yayasan Landak Bersatu –sebuah yayasan yang menaungi Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) itu.
Dikemukakan pula, kini pihaknya sedang menguliahkan 806 pemuda ke
Jawa dengan biaya penuh dari Pemerintah Kabupaten. “Harapannya, mereka
kembali lagi untuk membangun daerahnya, sehingga tidak akan ada lagi
‘jeruk makan jeruk’, lulusan SMP mengajar anak SMP,” katanya.
Kepada Bupati dan rombongannya, Rektor Unnes Prof Sudijono
Sastroatmodjo menyarankan agar mengajukan permintaan kepada Direktorat
Pendidikan Tinggi agar Landak menjadi wilayah pengabdian Sarjana
Mendidik di Daerah Terdepan, Terdepan, dan Tertinggal (SM-3T). “Di
berbagai daerah, kehadirannya sangat dirasakan manfaatnya. Tidak hanya
untuk jangka pendek mengatasi kekurangan guru, tetapi juga untuk
merekatkan NKRI,” ungkap Rektor.
Sumber: http://unnes.ac.id
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !